CILEGON – Dampak dari isu tawuran dan rencana penyerangan dari berbagai SMK di Provinsi Banten kepada siswa SMK di Kota Cilegon pada momentum Hari Guru Nasional (HGN) Senin (25/11/2019) lalu, kabarnya membuat beberapa sekolah membuat kebijakan meliburkan siswanya dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada Selasa (26/11/2019) kemarin.
Meski aksi tawuran pelajar SMK bisa dicegah dan sebanyak 45 pelajar ditangkap oleh jajaran aparat kepolisian dan TNI dengan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Namun kabarnya pada hari Senin lalu, terdapat sebagian kelompok pelajar sudah berkumpul di kawasan sekitar beberapa SMK di Kota Cilegon. Seperti di Kalitimbang, Cibeber dan Propelat, Purwakarta.
Diliburkannya para siswa dari KBM pada hari Selasa kemarin dibenarkan oleh Kepala SMK Krakatau Steel, Imam Hasari.
Imam mengakui bahwa liburnya KBM tersebut sebagai upaya pencegahan aksi tawuran. Namun pihaknya mengakui hal itu dilakukan hanya satu hari saja, dan mulai hari ini Rabu (27/11/2019), KBM sudah kembali aktif seperti hari biasanya.
“Iya kemarin, hari Selasa memang KBM kita off kan. Antisipasi saja. Hari ini, Rabu, 27 November Alhamdulillah, KBM aktif kembali. Koordinasi dengan aparat kepolisian juga terus kami lakukan,” terangnya.
Sebelumnya di media sosial, sejumlah curhatan orang tua murid mengungkapkan bahwa mereka khawatir akan peristiwa tawuran berimbas pada anak-anaknya.
Rizki Adi di media sosial Instagram menuliskan bahwa sekolahan anaknya meliburkan kegiatan KBS sejak Selasa hingga waktu yang belum ditentukan.
“Anak kami saat pulang sekolah Senin kemarin sempat dihadang oleh beberapa siswa yang membawa gerinda, parang dan ikat pinggang. Kita orang tua di rumah sampe semaput nungguin anak di rumah,” tulisnya saat mengomentari postingan Fakta Banten di Instagram, Selasa (26/11/2019).
Entah apa yang merasuki para pelajar tersebut, sehingga di momentum Hari Guru yang sepatutnya mereka menghormati jasa guru, justru melakukan perbuatan yang berbalik 180 derajat. (*/Ilung)