CILEGON – Lilis (38) warga Ceriu, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil hanya bisa meratapi hidupnya. Pasalnya semenjak suaminya tidak bekerja akibat pandemi covid – 19. Ia rela membantu suminya dengan menjadi pemulung.
Setiap hari Lilis bersama dengan putrinya harus rela berjalan sejauh 17 Kilometer menyusuri jalan raya Anyar hingga Cilegon, hanya untuk mencari sampah plastik bekas minuman air mineral dan kardus.
“Ya, Kang semenjak suami saya tidak bekerja dan anak-anak harus tetap bersekolah dan dapur bisa ngebul saya terjun menjadi pemulung,” katanya saat ditemui sedang mencari sampah plastik digundukan sampah di sekitaran Kecamatan Citangkil, Senin (17/8/2020).
Lilis mengaku awalnya malu untuk menjadi pemulung, keputusannya menjadi pemulung tak kala ketika putrinya meminta jajan dan ia tidak punya uang sepeserpun dalam benaknya warung mana lagi yang harus di hutangi lagi, sementara hutangnya di warung yang biasanya berhutang hutangnya sudah menumpuk.
“Dan semenjak itu terbesit dalam hati saya, saya harus mencari rezeki untuk keberlangsungan hidup keluarga dengan menjadi pemulung,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ketika disingung untuk mencari rezeki banyak cara bukan hanya menjadi pemulung, seperti menjadi asisten rumah tangga, Lilis menerangkan cara menjadi pemulung adalah salah satu cara cepat mendapat uang.
Kerena menurutnya jika menjadi asisten rumah tangga hasilnya bulanan sedangkan jadi pemulung hasilnya setiap hari, walaupun terkadang hasilnya hanya cukup buat jajan anaknya saja.
“Saya keluar rumah mencari barang yang bisa di jual seperti air botol air mineral dan kardus, dan dari hasil itu saya mendapat uang hasil penjualannya itu Rp10.000, terkadang lebih, saya langsung membeli beras dan sisanya buat jajan anak saya,” katanya.
Lilis berharap, masa pandemi covid – 19 cepat berlalu dan keadaan stabil seperti semula sehingga suaminya bisa bekerja kembali untuk menghidupi keluarga. (*/Re d/Rizal)