Debat Pilkada Cilegon: Beda Pandangan Robinsar dan Helldy Soal Kelanjutan Proyek Jalan Lingkar Utara

 

CILEGON — Debat publik calon walikota dan wakil walikota pada Pilkada Kota Cilegon 2024 yang digelar di Studio Kompas TV Jakarta pada Kamis (31/10/2024) malam menjadi ajang diskusi tajam mengenai kelanjutan proyek pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU).

Pada saat sesi debat antara pasangan calon Robinsar-Fajar (nomor urut 1) dan Helldy-Alawi (nomor urut 2), Robinsar menyampaikan program infrastruktur yang menjanjikan yaitu pembangunan lanjutan Jalan Lingkar Utara atau JLU sebagai solusi keadilan pembangunan.

Robinsar menjelaskan bahwa program JLU tidak hanya berfungsi sebagai akses transportasi baru, tetapi juga berpotensi membuka kawasan industri padat karya di wilayah Kecamatan Purwakarta, Cilegon.

Menurutnya, akses JLU akan menjadi peluang baru untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian di wilayah Kota Cilegon.

“Kami akan terus melanjutkan program JLU agar saudara-saudara kita di wilayah kecamatan Purwakarta yang di ujung sana bisa lebih hidup. Kita siapkan industri padat karya di sana, juga untuk mendorong urban farming bagi anak muda,” kata Robinsar, pada Kamis (31/10/2024) malam.

Menanggapi pernyataan Robinsar, Helldy Agustian nampaknya berbeda pandangan.

Helldy yang saat ini masih menjabat walikota Cilegon menekankan pentingnya meninjau kembali progres pembangunan JLU yang saat ini baru mencapai 67%.

“Di pemerintahan kami, kami telah membayar Rp25 miliar untuk membantu JLU. Namun, banyak badan jalan yang sudah dipakai. Anggaran awal untuk proyek ini masih kurang lebih di angka Rp100 miliar, sementara total biaya pembangunan bisa mencapai sekitar Rp1 triliun,” ungkap Helldy, menanggapi visi misi Robinsar – Fajar yang ingin memprioritaskan keberlanjutan pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU).

Dia juga menyoroti tantangan besar dalam pengembangan industri padat karya di Kota Cilegon, dengan mengacu pada perpindahan beberapa industri dari Kabupaten Serang ke Kendal, Jawa Tengah.

“Perlu diketahui bahwa industri padat karya di Serang saja sudah pada pindah ke daerah Kendal karena upah minimum provinsi (UMP) Banten yang tinggi. Nah, bagaimana di Kota Cilegon bisa ada industri padat karya? Mohon maaf sebelumnya ini kami jelaskan supaya tidak terjadi bias,” tegas Helldy.

Memang, berdasarkan penelusuran wartawan Fakta Banten, pada tahun 2022 diketahui ada dua industri padat karya di Kabupaten Serang yaitu PT Nikomas Gemilang dan PT Parkland World Indonesia (PWI) 1 dan 2 di Cikande, memilih pindah ke Kendal, Jawa Tengah, karena upah minimum provinsi dan upah minimum kabupaten/kota yang terlalu tinggi di Banten. (*/Hery)

Comments (0)
Add Comment