CILEGON – Jajaran direksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menggelar forum tatap muka dengan ratusan vendor di The Royale Krakatau Hotel pada Jum’at (29/3/2019) siang. Hal itu dilakukan untuk menyamakan presepsi dalam upaya KS bersih dan tidak lagi terjerat kasus hukum.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, saat ini pihaknya terus mengkampanyekan KS menjadi perusahaan yang bersih dengan menerapkan slogan ‘Empat No’.
“Kita kampanyekan empat No. Yaitu No Bribery, No Gift, No Luxuriorus Treatmen, No Kick Back,” kata Silmy saat ditemui awak media usai acara.
Silmy berkomitmen bahwa kerjasama antara vendor dengan Krakatau Steel akan saling menguntungkan, namun tetap menjaga sistem yang bersih dan sesuai aturan.
“Ini sebagai respon kita untuk KS bersih. Kemudian menjalin hubungan yang baik, saling menguntungkan dan kompetitif,” imbuhnya.
Silmy juga menjelaskan dengan pola ‘Empat No’ ini, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa yang melibatkan para vendor, diharapkan tidak terjadi lagi praktik korupsi di tubuh perusahaan baja plat merah tersebut.
“Ini kita rubah supaya secara semangat, secara sistem mendukung suatu proses yang baik dan bersih,” jelasnya.
“Kejadian minggu yang lalu sangat memprihatinkan. Tugas saya disini dalam rangka bersih-bersih, kecolongan juga. Ini yang kita mesti lebih introspeksi, lebih keras agar lebih baik,” tambahnya.
Dalam kesempatan tatap muka tersebut, kepada para vendor Silmy juga menyoal adanya perantara dalam mendapatkan pekerjaan di Krakatau Steel. Dimana keberadaannya terungkap dalam OTT KPK yang menjerat anak buahnya Direktur Produksi dan Teknologi, Wisnu Kuncoro.
Hal itu disampaikannya sebagai informasi, agar vendor mau bekerjasama dengan tidak melibatkan perantara yang bisa menstimulasi praktik korupsi di tubuh Krakatau Steel.
“Informasi itu untuk memberikan semangat dan kalau mereka sudah dengar artinya mereka punya confident melawan praktek korupsi dan permintaan,” ungkapnya.
Selain itu, Silmy juga menegaskan bersama jajaran direksi sedang mencari formula terbaik untuk membenahi Perusahaan. Diantaranya upaya menerapkan pengadaan barang dan jasa berbasis aplikasi online. Pihaknya optimis dengan merubah sistem bisa jadi lebih baik dan menjalin kemitraan dengan para vendor bisa lebih terbuka.
“Dengan tidak banyak bertemu dalam proses tender, itu akan lebih baik lagi. Sambil mencari best praktek-nya seperti apa. Tapi yang terpenting semangatnya dulu, dengan keterbukaan vendor tidak khawatir, karena Dirutnya bilang harus bersih,” tegasnya.
“Jadi misalnya ada yang minta (suap), vendor tahu teleponnya Dirut loh. Otomatis akan bersih,” pungkas Dirut Silmy, seraya membagikan nomor handphonenya kepada para vendor. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2521136″]