CILEGON – Aliansi organisasi mahasiswa yang mengatasnamakan Front Mahasiswa Kota Cilegon menggelar konsolidasi dan diskusi “Cilegon Sakit, Mahasiswa Menggugat”, pada Sabtu (3/8/2019) sore.
Hadir dalam acara diskusi tersebut, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Cilegon, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Cilegon, Kesatuan Aksi Mahaiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Cilegon dan Ikatan Mahaswa Cilegon (IMC).
Ketua DPC GMNI Kota Cilegon Syaihul Ihsan menjelaskan bahwa dalam agenda tersebut mahasiswa bersepakat bersama bahwa mahasiswa harus bersatu dalam menyikapi berbagai kompleksitas dan problematika di Kota Cilegon.
“Saya menyorot praktek kapitalistik yang kini terbukti kian derasnya di Kota Cilegon, dominasi modal asing serta privatisasi sektor-sektor strategis dari sektor hulu hingga hilir, hal ini menyebabkan tergusurnya peranan negara sebagaimana amanat konstitusi, berharap pemerintah daerah tidak menjadi pragmatis dan transaksional bahkan konsensus dengan pemodal yang menyebabkan kesengsaraan rakyat terkhusus di kota Cilegon,” tegasnya.
Selanjutnya, Ketua Umum PP IMC Rizki Putra Sandika mengatakan bahwa Gerakan mahasiswa tak akan pernah mati, mahasiswa Cilegon tak akan pernah diam. Melihat kota Cilegon diusia 20 tahun tak kunjung membaik. Dua mantan walikota yang korup, pembangunan mangkrak, tatakota yang asal asalan serta RPJMD yang tak kunjung dilaksanakan.
“Bahkan kota yang katanya kota industri ini menjadi salah satu kota penyumbang angka pengangguran di Banten. Kita ketahui bersama Banten mendapat peringkat satu provinsi pengangguran se-Indonesia. Dan beberapa proyek yang dibangun di kota Cilegon tanpa mempertimbangkan kemanusiaan dan lingkungan hidup. Saya menilai walikota Cilegon tak punya nyali. Semoga wakil walikota yang baru dilantik mampuh membantu walikota Cilegon dalam menyelesaikan RPJMD dan persoalan Cilegon yang kompleks bukan malah sibuk cari panggung untuk kepentingan kekuasaan,” ungkapnya.
Di sisi lain Ammar Abudzar Ketua PD KAMMI Kota Cilegon memaparkan hal ini sebuah awalan yang baik untuk pergerakan mahasiswa di kota Cilegon yang terkenal dengan gerakan buruh dan LSM-nya, dimana mahasiswa mengingat kembali fungsinya sebagai control social.
“Kami melihat banyak penyakit yang menggrogoti kota Cilegon, tentu saja yang terburuk adalah praktek korupsi yang terjadi sehingga menyebabkan mangkraknya proyek-proyek pembangunan dan bahkan menjadi temuan BPK. Jangan sampai ini terus terjadi dimana proyek pembangunan untuk masyarakat malah dijadikan bacakan untuk segelintir golongan,” paparnya.
Selanjutnya Ketua PC PMII Kota Cilegon Edi Djunaedi mengatakan bahwa Cilegon butuh ide dan gagasan segar dari kalangan mahasiswa.
“Gagasan segar tersebut untuk membangun suatu tatanan kota yang baik dan mewujudkan Cilegon sebagai kota yang maju,” tandasnya. (*/Red)