CILEGON – Aktivitas mengkonsumsi daging saat Idul Adha menjadi rutinitas yang sudah membudaya di tengah masyarakat.
Faktor keamanan hewan ternak menjadi hal yang penting demi terjaganya kesehatan saat mengkonsumsi, karena bagaimanapun, daging yang dihidangkan lezat kaya akan bumbu menjadi tak layak dan tidak akan dikonsumsi apabila terdapat penyakit menular dari daging tersebut. Salah satu penyakit yang ditemukan pada daging itu cacing hati.
Saat dikonfirmasi, Abraham Syah, selaku Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Masyarakat, Veteriner, Pengelolaan, dan Pemasaran, Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), mengatakan bahwa cacing hati akan mati dengan pemanasan dan tidak berbahaya.
“Cacing hati tidak membayahakan dan akan mati karena pemanasan, dan ia habibatnya di hati sehingga tidak merambat ke seluruh tubuh hewan, hanya nilai gizi saja yang berkurang,” katanya saat ditemui di Kantor DKPP pada, Jum’at (24/8/2018).
Abraham dalam keterangannya, menyebutkan bahwa cacing hati disebabkan dari perawatan yang tidak memperhatikan kesehatan dan dari pakan ternak.
“Rumput kalo diambil di bawah jam 9 itu masih ada vektor (bibit), dan perawatan yang tidak memperhatikan kebersihan kandang juga bisa jadi pemicu tumbuhnya cacing hati,” jelasnya.
Dari informasi yang dikumpulkan, pada tahun 2017 terdapat 3 kasus cacing hati ada pada daging qurban, “tahun ini yang kita temukan 2 kasus, dan sudah saya tangani, dengan hati yang terdapat itu saya buang, karena itu saya nyatakan aman untuk dikonsumsi secara keseluruhan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Lira, menyebutkan bahwa saat pemeriksaan hewan qurban di lapak terdapat penyakit iritasi pada mata.
“Itu karena banyak debu, iritasi jadinya, dan langsung kita beri obat, dan sembuh,” katanya.(*/Do’a Emak)
[socialpoll id=”2513964″]