CILEGON – Keberadaan industri di Cilegon harus dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Mulai dari penyerapan tenaga kerja, kesempatan peluang bisnis bagi pengusaha lokal, hingga Coorporate Social Responsibility (CSR) yang berpihak kepada masyarakat setempat.
Hal ini juga yang jadi isu utama dari ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Cilegon saat melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang Pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), Senin 5 Februari 2018.
Dalam aksi tersebut, Aliansi Masyarakat Peduli Cilegon menegaskan bahwa masyarakat Cilegon mengusir PT Cigading International Bulk Terminal (CIBT). Pasalnya, perusahaan asal Malaysia yang berada di kawasan PT KBS tersebut dinilai sejak dibangun pada 2007 lalu tidak memiliki dampak positif bagi masyarakat sekitar.
“Sejak didirikan hingga diresmikan, CIBT menjadi proyek mangkrak di lokasi KBS. CSR pun tidak pernah ada, lapangan pekerjaan juga tak ada. Tidak ada dampak positifnya sama sekali bagi masyarakat Cilego,” kata Ari Muhammad, Koordinator Aksi.
Lanjut Ari, lahan di area KBS yang ditempati CIBT otomatis tidak bisa digunakan, sehingga tidak memiliki manfaat ekonomis apapun bagi masyarakat sekitar.
Massa aksi juga mendapati informasi bahwa selama ini PT KBS dirugikan oleh keberadaan PT CIBT yang tidak membayar kontrak sewa lahannya.
“Keberadaan perusahaan Malaysia yang telah mencederai iklim usaha di Kota Cilegon ini mengusik rasa nasionalisme kami sebagai bangsa. Kami rakyat akan membela dan mempertaruhkan apapun untuk menjaga kedaulatan tanah air kami dari rongrongan asing,” tegas Ketua Karang Taruna Kubangsari, Miftahul Iman, dalam orasinya.
Ini beberapa tuntutan yang disampaikan massa dalam aksinya;
1. Meminta CIBT agar segera hengkang dan memindahkan seluruh asetnya yang ada di PT KBS untuk segera dipindahkan keluar.
2. Menghentikan seluruh aktivitas CIBT.
3. Mendorong KBS agar segera menghidupkan kembali lahan yang mati tersebut untuk aktivitas usaha yang produktif bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Diketahui ada sekitar 20 elemen organisasi masyarakat yang tergabung dalam aksi tersebut, yaitu SOHIB, LMP Kota Cilegon, Karangtaruna 3 Kelurahan, SBKS, SBKW, FPP, LSM Gempur, KAPUR, KAMPAK, SUMBER, FORPEK, KORNAS, GMBR, GMC, RUMAH HIJAU, Peguron Cipesut, FORKUPIC, BPKIPB, GMNI, dan APECI PPMC. (*/Angga)