CILEGON – Kejadian terbaru Flare Gas di pabrik kimia PT Chandra Asri berlangsung sejak Selasa hingga Kamis (29/9/2022).
Kondisi ini mendapat sorotan serius dari masyarakat sekitar dan aktivis lingkungan hidup. Pasalnya, aktivitas Flare Gas pabrik kimia tersebut masih terus menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya secara jangka panjang bagi masyarakat sekitar pabrik.
Jika mendapati aktivitas flaring saat berada di pemukiman sekitar pabrik, kita akan merasakan suara bising dan kobaran api besar disertai asap hitam pekat yang mengepul lepas ke udara.
Merujuk dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PT Chandra Asri Petrochemical sendiri, ternyata Flare Gas pabrik kimia tersebut menghasilkan emisi gas berupa, NOx (Oksida Nitrogen) dan partikulat (debu).
Sedangkan pemukiman masyarakat terdekat pabrik yang masuk area terdampak dari penyebaran limbah gas dari Flare Gas PT CAP, yakni wilayah Kelurahan Gunungsugih, Kota Cilegon maupun wilayah Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang.
Lalu Apa Itu Nitrogen Oksida (NOx)?
Nitrogen Oksida (NOx) adalah senyawa kimia oksigen dan nitrogen yang terbentuk dari hasil pembakaran pada suhu tinggi, salah satunya Flare Gas pada pabrik kimia.
Gas Nitrogen Oksida (NOx) secara umum juga bisa kita temukan dalam udara di lingkungan sekitar kita, misalnya dari knalpot kendaraan, emisi dari pembangkit listrik bertenaga batu bara dan peralatan yang menggunakan bahan bakar fosil, dan asap rokok.
Pembakaran bahan bakar, seperti minyak bumi, solar, gas, dan bahan organik lainnya dengan skala besar melalui Flare Gas, tentu akan menghasilkan senyawa kimia Nitrogen Oksida dengan jumlah lebih besar yang dilepas ke udara.
NOx juga merupakan gas yang bertanggung jawab atas kabut asap dan awan coklat yang meliputi kota-kota besar dan menghasilkan kualitas udara yang buruk.
Emisi NOx juga berkontribusi terhadap hujan asam dan pembentukan ozon di permukaan tanah yang dapat merusak ekosistem, hewan, dan kehidupan tanaman.
NOx yang disebut memiliki andil penyumbang sifat hujan asam, sedangkan hujan asam ini dapat mengakibatkan pelapukan bebatuan dan pengkaratan logam.
Tidak hanya mencemari udara dan merusak lingkungan, Nitrogen Oksida juga dapat menyebabkan dampak kesehatan yang serius pada manusia, termasuk penyakit pernapasan bila terhirup dalam kadar tertentu.
Karena itu, warga setempat yang bermukim di dekat sumber penghasil limbah gas NOx sebaiknya menggunakan masker dan tetap berada di dalam ruangan agar dapat terhindar dari gas berbahaya tersebut.
Itulah mengapa penting untuk warga mengetahui tentang gas tersebut lebih jauh.
Dikutip dari tulisan di https://www.halodoc.com dijelaskan ada dua cara senyawa NOx dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan mempengaruhi kesehatan, yaitu melalui pernapasan dan kontak kulit.
Manusia bisa terpapar Nitrogen Oksida bila menghirup emisi ini langsung dengan kadar tertentu. Selain itu, bisa juga mendapatkan paparan gas Nitrogen Oksida berkonsentrasi tinggi atau nitrogen dioksida cair melalui sentuhan kulit.
Apa yang Terjadi Bila Terpapar Nitrogen Oksida (NOx)?
Berikut ini dampak kesehatan yang bisa terjadi bila menghirup nitrogen oksida dalam jangka pendek:
* Iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit.
* Gangguan pernapasan, terutama asma.
* Batuk dan tersedak.
* Mual.
* Sakit kepala.
* Sakit perut.
* Sulit bernapas.
Bila gas nitrogen oksida atau nitrogen dioksida cair mengenai kulit atau mata, hal itu dapat menyebabkan iritasi dan terbakar.
Sedangkan paparan jangka panjang terhadap nitrogen dioksida tingkat rendah, dapat menyebabkan asma dan infeksi pernapasan.
Namun, hati-hati, paparan nitrogen oksida dalam kadar yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan dampak kesehatan serius berikut:
* Kematian.
* Mutasi genetik.
* Membahayakan janin yang sedang berkembang.
* Menurunkan kesuburan wanita.
* Kejang.
* Pembengkakan tenggorokan
* Denyut nadi meningkat. (*/Wan)
Sumber Referensi tentang Kimia NOx: https://www.halodoc.com/artikel/ledakan-di-lebanon-hasilkan-nitrogen-oksida-ini-bahayanya