CILEGON – Pencapaian ketahanan pangan Indonesia kedepan merupakan upaya dan tanggung jawab multi sektor, berbagai komponen pemangku kepentingan, seluruh pemerintah daerah, dan juga masyarakat komoditas pertanian dan industri.
Dalam rangka dukungan terhadap ketahanan pangan yang jadi salah satu program unggulan pemerintahan, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) menggelar Focus Group Discussion Ketahanan Pangan yang bertempat di Ballroom The Royale Krakatau Hotel, Selasa (31/7/2018).
Tujuannya diselenggarakannya FGD ini agar setiap kelembagaan apapun yang dibentuk wajib mempertimbangkan peran yang dimainkan oleh masing-masing komponen pelaku usaha, agar pencapaian ketahanan pangan dibangun atas partisipasi seluruh komponen.
Sebagai Badan Usaha Pelabuhan, KBS menilai sangat penting untuk terbangunnya kesamaan visi dan misi, kesesuaian gerak, hingga terjadi sinergi dan sinkronisasi kegiatan ketahanan pangan, terutama koordinasi dalam alur logistik.
Dalam acara tersebut PT KBS menghadirkan 3 orang narasumber yaitu, Dwi Restu Nugroho (Kepala Bea Cukai Merak), Raden Nurcahyo (Kepala Kantor Karantina Pertanian Cilegon), dan Agus Suherman (Satgas Pangan Polda Banten).
Direktur Utama PT KBS, Tonno Sapoetro dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari partisipasi Krakatau Steel Group. Ia menilai, saat ini poros maritim merupakan salah satu tujuan pembangunan pemerintah yang harus didukung penuh oleh KBS sebagai pelaku usaha.
“Perkembangan curah di Asia Pacifik saat ini mencapai 6,5 milyar ton per tahun. Terlebih di Banten pada tahun 2017 mencapai 70 juta ton per tahun, sementara di KBS menuju tahun 2020 menargetkan volume bongkar muat mencapai 40 juta ton,” jelas Tonno.
FGD ini juga diharapkan menghasilkan solusi bagi persoalan daya dukung logistik bahan pangan, dan juga memberi opsi terkait kebijakan untuk mengatasi permasalahan logistik.
“Harapannya agar diskusi ini menjadi referensi sehingga bisa inline antara kebijakan dengan pelaku industri,” imbuh Tonno. (*/Red)