CILEGON– Walikota Cilegon Helldy Agustian menyatakan saat ini penanggulangan bencana bukan lagi bersifat responsif melainkan harus preventif, artinya sebelum terjadi bencana harus melakukan upaya untuk meminimalisir dari dampak bencana tersebut.
Terlebih di Kota Cilegon terdapat 60 industri yang berada tepat di bibir pantai, 50 persennya merupakan industri kimia di daerah ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas wilayah 175 km persegi, dengan 30 persennya berisikan industri.
Jika terjadi bencana alam berupa gempa bumi yang mengakibatkan tsunami bukan tidak mungkin berdampak pada kebocoran industri kimia yang mengakibatkan bencana lebih hebat lagi.
“Bencana alam maupun non alam tidak bisa di hindari, tetapi yang penting adalah bagaimana supaya kita dapat meminimalisir dampak yang mungkin terjadi akibat bencana yaitu kerugian harta benda maupun korban jiwa,” ungkap Helldy saat memimpin Apel Siaga Bencana di Halaman Kantor Walikota Cilegon, Selasa, (27/12/2022).
Dengan itu, masyarakat diminta merubah sudut pandang atau paradigma sadar bahwa bencana merupakan hal penting yang tidak lagi di pandang sebelah mata.
“Hal hal kecil yang bisa dilakukan di lingkungan kita misalkan membersihkan drainase sehingga tidak terjadi penyumbatan lagi yang mengakibatkan bencana banjir, menanam pohon di lereng gunung atau lereng daerah perbukitan agar tidak terjadi pergerakan tanah atau biasa kita sebut dengan bencana longsor,” terangnya.
Helldy juga menyatakan apel siaga bencana ini bukan hanya seremonial belaka tetapi merupakan manifestasi persiapan pemerintah daerah dengan masyarakat dalam penguatan kapasitas dalam menghadapi bencana.
“Penanggulangan bencana alam maupun non alam bukan hanya tugas pemerintah daerah saja tetapi PMI, TNI Polri maupun instansi terkait bahwa tanggap bencana merupakan panggilan kemanusiaan dan menjadi tanggung jawab kita bersama kepada masyarakat,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala BPDB Kota Cilegon, Nikmatullah mengatakan pihaknya sudah menerapkan sistem preventif untuk meminimalisir dampak bencana yang terjadi.
“Intinya untuk tahun sekarang ini tidak lagi responsif tetapi sudah melaksanakan sistem preventif artinya tidak sekedar melaksanakan, sebelumnya sudah siap melakukan kesiapsiagaan bencana,” ujarnya.
“Untuk daerah pegunungan setiap saat kita sudah pantau karena ada orang-orang kita di sana, kemarin ada pohon tumbang kita lakukan ekesekusi selesai,” pungkasnya. (*/Nas)