“Ibuku Puisi”, Buku Antologi Puisi Ketiga Karya Santri Al-Khairiyah Karang Tengah

CILEGON – Di hari itu, engkau merintih kesakitan. Keringatmu terus bercucuran. Engkau melawan rasa sakit itu. Pada saat melahirkanku. Tanpa kau tak bisa di dunia. Terimakasih Ibu sudah melahirkanku. Sampai sekarang aku hidup bersamamu.

Judul Puisi Ibu, Karya Ira Damayanti adalah satu dari seratus puisi yang tergabung dalam buku Antologi Puisi bertajuk Ibuku Puisi karya Santri MTs dan MA Al-Khairiyah Karang Tengah, Kota Cilegon.

Buku Ibuku Puisi adalah buah hasil dari kegiatan estrakurikuler kelas menulis yang wajib diikuti oleh seluruh santri tahun ajaran 2016/2017 lalu.

Diakhir tahun ajaran, buku ini diluncurkan dan merupakan buku ke-3 dari angkatan sebelumnya.

Guru Kelas Menulis Ardian Je mengatakan, kegiatan kelas menulis yang berlangsung selama satu tahun telah menyeleksi secara alamiah karya tulis para santri. Seleksi puisi yang disetorkan dari para santri pun melalui kurasi yang cukup panjang hingga menghasilkan satu buku.

“Kenapa judulnya Ibuku Puisi? Itu dikarenakan di dalam buku ini sebagian besar bercerita tentang ibu. Akhirnya benang merah untuk judul diambil dari situ,” kata Ardian Je, yang juga penulis muda berbakat di Banten ini.

Keragaman isi puisi bukan hanya bicara tentang ibu, banyak puisi yang bercerita tentang keluarga, lingkungan, apa saja yang dilihat, dirasa, dan dialaminya. Keragaman seperti ini justru memperindah isi buku ini.

Lebih lanjut, keunggulan dari buku Ibuku Puisi adalah kejujuran dan sikap sederhana dalam penulisan. Secara estetika masih standar, namun nilai-nilai kejujuran disini adalah bukti karya santri sesuai dengan usianya yang masih remaja.

“Tidak banyak siswa yang bisa menulis, apalagi sastra. Disini kita sudah aplikasikan dengan sebenar-benarnya untuk mewujudkan literasi di sekolah. Selain menulis, anak juga diwajibkan banyak membaca buku sastra,” imbuh Ardian Je.

Buku Ibuku Puisi diterbitkan oleh Gong Publising ini, didalamnya juga terdapat satu judul yang cukup menyentuh hati menurut wartawan Fakta Banten.

Puisi itu berjudul “Do’a”, karya Fazrun.

Di tepi sungai kudirikan tenda-tenda.
Peristirahatan melepas doa kepada orang-orang tercinta.
Mengikat rindu pada daun-daun yang mengapung. (*)

BukuMTs dan MA Al-Khairiyah Karang TengahPuisi
Comments (0)
Add Comment