CILEGON – Resmi dilantik menjadi Walikota dan Wakil Walikota Cilegon Helldy Agustian – Sanuji Pentamarta, betul-betul diharapakan oleh masyarakat untuk melakukan perubahan di Cilegon. Dua organisasi mahasiswa yakni, Himpunan Mahasiswa Islam dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia menyoroti beberapa hal yang cukup fundamental.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Kota Cilegon, Syaihul Ihsan mengatakan, banyak Pekerjaan Rumah di kota Cilegon yang harus diurai, hal klasik saja yang harus dituntaskan, seperti di Cilegon ada ratusan Industri padat modal dengan penganggurannya yang cukup tinggi.
“Kali kita liat di tahun 2019 tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Cilegon sebsear 9,64 persen, dan di tahun 2020 meningkat menjadi 12,6 persen. Pengangguran menjadi permasalahan fundamental, Helldy-Sanuji harus punya kebijakan strategis, dan harus berpihak kepada rakyat. Kita menekankan untuk mengurai pengangguran ini pimpinan daerah jangan main mata dengan para Investor,” kata Syaihul, Jum’at (26/02/2021).
Serta jangan sampai konsensus-konsensus kepentingan dengan calon investor, sehingga rakyat menjadi korban. Mahasiswa berharap, perbaiki SDM Cilegon sehingga mampu bersaing untuk mengurai pengangguran.
Baca juga: Ini yang Akan Dilakukan Helldy-Sanuni di 100 Hari Pasca Dilantik
Lalu, budaya agraris Cilegon ini hampir punah walaupun ada sebuah pepatah di negeri ini gemah ripah loh jinawi, tapi di Cilegon ada pergeseran penggunaan lahan pertanian. Hal ini terlihat dari data ATR/BPN pada tahun 2018 yang mencatat sebanyak 1.715,15 hektare, dan di tahun 2019 menjadi 1.626,92 hektare, artinya ada alih fungsi lahan seluas 88,23 hektare hanya dengan kurun waktu setahun.
“Padahal dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Banten Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PL2B) pasal 11 ayat (2) huruf (f), luas lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kota Cilegon ditetapkan paling kurang 1.736 hektar. Artinya kota Cilegon sudah mengingkari kesepakatan dalam perda tersebut,” jelasnya.
Hal yang paling dirugikan dalam megahnya Kota Cilegon, kata Syaihul adalah Petani, Nelayan dan buruh, bayangkan nelayan pangkalannya hilang terhalang tembok Industri, dan anak usia produktif melihat data BPS tidak ada berprofesi Nelayan dan Petani bagaimana ketahanan pangan Cilegon untuk 10 sampai 20 tahun lagi.
“Walikota harus tahu di Cilegon ini pemuda-pemuda dikampung kerja jika ada overhaul di pabrik paling kerja selama dua Minggu atau Sebulan terus udah, itu juga dibagi kesempatan bekerjanya, tidak semuanya masuk kerja karena keterbatasan permintaan pabrik, bayangkan apakah potret kota Industri akan terus seperti ini, tolong rakyat ini dibekali keterampilan, dikunjungi masyarakatnya dibuka jalur peluangnya, pengusaha lokal nya juga dibina sehingga bisa menyerap tenaga kerja dari tetangganya. Intinya diurus lah Kedepan masyarakat nya,” jelas Syaihul.
Masukan pun datang dari Ketua HMI Cabang Cilegon Rikil Amri yang berharap Helldy-Sanuji amanah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, terutama janji-janji politiknya selama berkampanye segera terealisasi.
“Dengan visinya yang bertemakan Mewujudkan Cilegon Baru, Modern & Bermartabat. Serta Janji KCS nya untuk lebih mudah memperoleh lapangan pekerjaan, beasiswa full sarjana, bantuan kesehatan serta modal usaha UMKM, segera terwujud. Bukan sekedar janji manis,” kata Rikil.
Ia juga mengatakan perlu adanya sinergitas dari berbagai elemen untuk membenahi Kota Cilegon, Mahasiswa juga perlu ikut andil di dalamnya bukan sebagai penonton saja.
Karena membenahi Kota Baja ini tidak semudah membalikan telapak tangan.
“Semoga berani menutup Tempat Hiburan Malam (THM) secara permanen, terlebih diduga banyak THM yang ilegal dan tak berizin. Untuk mengembalikan marwah Kota Cilegon yang dikenal sebagai Kota Santri,” jelasnya.
Ia berharap dibawah kepemimpinan Helldy Agustian – Sanuji Pentamarta, Kota Cilegon bisa lebih progresif dalam percepatan pembangunan, serta mampu mengurangi angka pengangguran.
“Dan mampu mengentaskan kemiskinan dan mampu mengatasi masalah banjir di kota cilegon yang tak kunjung usai,” pungkasnya. (*/A.Laksono).