CILEGON – Kekalahan Helldy Agustian dalam Pilkada Cilegon 2025 menjadi sorotan publik. Meski selama menjabat ia telah menorehkan berbagai prestasi, masyarakat tetap memilih calon baru, Robinsar, sebagai pemimpin kota ini untuk masa jabatan 2024-2029.
Menanggapi hasil Pilkada, Helldy menegaskan bahwa yang terpenting baginya bukan soal menang atau kalah, tetapi telah memenuhi janji politiknya kepada warga Cilegon.
“Kita berbuat aja buat masyarakat, memenuhi janji-janji kita,” ujar Helldy dalam wawancara di Sari Kuring, Rabu (12/2/2025), usai menggelar jumpa pers dengan media nasional untuk memamerkan prestasinya kepada insan pers dari Jakarta.
Terkait kinerjanya yang ternyata tidak berpengaruh terhadap hasil Pilkada, dan harus menerima kekalahan, Helldy memilih untuk tidak mempermasalahkannya.
“Masalah berpengaruh atau tidak itu bukan urusan kita, yang penting kita sudah melaksanakan kewajiban kita,” katanya.
Ia juga mengakui kemungkinan bahwa masyarakat tidak menganggap pencapaiannya sebagai sesuatu yang istimewa.
“Mungkin (prestasi) kita dianggap hal yang biasa oleh masyarakat,” tambahnya.
Selama memimpin Cilegon, diketahui Helldy berhasil mencetak berbagai pencapaian di berbagai sektor, mulai dari kesejahteraan masyarakat hingga pembangunan infrastruktur.
Berikut adalah beberapa program diantara program unggulan yang telah ia jalankan:
1. Honor RT/RW naik menjadi Rp1 juta per bulan. Honor pegawai honorer naik dari Rp450 ribu menjadi Rp650 ribu, dan bagi yang bekerja lebih dari 10 tahun mendapatkan Rp1 juta.
2. Insentif guru di daerah terpencil naik Rp500 ribu, kepala sekolah Rp1 juta, penilik Rp3 juta, dan pengawas Rp1 juta. Bantuan hibah untuk guru madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah juga naik 50 persen, dari Rp22 miliar menjadi Rp33 miliar.
3. Penambahan 4 SMP Negeri baru, yakni SMPN 12 Purwakarta, SMPN 13 Jombang, SMPN 14 Citangkil, dan SMPN 15 Grogol. Program beasiswa full sarjana untuk 523 mahasiswa pada 2021 dan meningkat menjadi 1.208 mahasiswa pada 2022.
4. Pembuatan Mal Pelayanan Publik (MPP) dengan 108 layanan.
5. Membangun pabrik sampah terbesar pertama dalam bentuk Co-Firing, bekerja sama dengan PLN dengan kapasitas 30 ton per hari (bantuan hampir Rp10 miliar) dan proyek Rp100 miliar dari Bank Dunia dengan kapasitas 200 ton per hari.
6. Kenaikan dana bantuan partai politik dari Rp4.600 menjadi Rp7.000 per suara.
7. Bantuan Rp100 juta per RW per tahun untuk pembangunan lingkungan.
Ketika ditanya apakah ia kecewa dengan kekalahannya, Helldy memberikan jawaban tegas.
“Gak ada,” ujarnya singkat.
Baginya, kemenangan dan kekalahan dalam Pilkada adalah bagian dari takdir yang sudah digariskan.
“Kan semua ini kan takdir. Allah yang menentukan, manusia cuma bisa ikhtiar doang,”tandasnya.
Ia juga menekankan bahwa sejak awal, kepemimpinannya bukan sekadar mengejar kekuasaan, melainkan bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Kita kan pengennya pengabdian,” lanjutnya.
Helldy juga menanggapi anggapan bahwa kinerjanya tidak dianggap sebagai keberhasilan oleh masyarakat.
“Kalau masyarakat menganggap apa yang kita lakukan selama ini tidak dianggap berhasil, itu kan haknya masyarakat,” tuturnya.
Namun, ia menambahkan bahwa jika masyarakat masih mempercayainya, ia pasti akan melanjutkan pengabdian sebagai pemimpin.
“Kalau masyarakat percaya, ya pasti kita teruskan pengabdian kita (terpilih jadi Wali Kota lagi),” sambungnya.
Ketika ditanya apakah masyarakat memilih bukan berdasarkan prestasi program, Helldy mengakui bahwa politik tidak bisa ditebak secara matematis.
“Bisa jadi begitu, bisa jadi tidak. Tergantung, ini kan nuansanya nuansa politik. Politik tidak bisa ditebak, satu kali satu tidak selalu sama dengan satu, tergantung masyarakat,” jelasnya.
Di akhir wawancara, Helldy kembali menegaskan bahwa yang paling penting baginya adalah telah menunaikan janji politiknya kepada masyarakat Cilegon.
“Yang penting bagi saya, kita sudah melaksanakan apa yang menjadi janji politik saya kepada masyarakat. Karena janji adalah hutang,” pungkasnya. (*/Hery)