Jelang Penetapan DCT di Cilegon, Dikcy Maula Syaf Hengkang dari Gelora Ke Gerindra

 

CILEGON – Sejumlah politikus di Kota Cilegon meninggalkan partai politik yang telah ia selami selama beberapa waktu dan memilih hengkang ke partai yang baru.

Praktik loncat partai ini diperkirakan masih akan terjadi sampai pada penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) Pemilihan Legislatif 2024 yang akan ditetapkan pada tanggal 28 September hingga 3 Oktober 2023.

Migrasi para politikus ini yang pindah dari partai ke partai telah menjadi fenomena umum bahkan fenomena yang terjadi dimana-mana, khususnya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).

Sejumlah politikus melakukan aksi loncat partai ini dengan beragam motif dan alasan.

Salah satunya, seorang Caleg (Calon Legislatif) yang diwawancarai oleh Fakta Banten, mengaku dirinya pindah ke partai lain dikarenakan beberapa alasan tertentu.

Ia adalah Dicky Maula Syaf kader Partai Gelora (Gelombang Rakyat Indonesia) yang memilih hengkang dari partai berwarna biru muda dan pindah ke Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya).

Di dalam Daftar Calon Sementara (DCS) yang telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cilegon pada tanggal 19 Agustus 2023, Dicky Maula Syaf masih terdata sebagai kader Partai Gelora Dapil (Daerah Pemilihan) 4 Pulomerak-Grogol.

“Setelah di cek di DCS, nama tersebut ada di Partai Gelora Dapil 4,” kata Komisioner Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Kota Cilegon, Urip Haryantoni, saat diwawancarai pada Kamis (24/8/2023).

Namun, berdasarkan informasi yang beredar dan klarifikasi dari Dicky Maula Syaf, dirinya mengaku sudah hengkang dari Partai Gelora dan pindah ke Partai Gerindra yang identik dengan warna merah putih.

“Iya saya mundur dari Gelora dengan pertimbangan yang berat. Sekarang masih nunggu jadwal silon dibuka KPU Pusat. Nanti di Gelora dinyatakan TMS, baru diupload ulang di Gerindra,” ucap Dicky Maula Syaf saat dikonfirmasi pada Kamis (24/8/2023) malam.

Dicky Maula Syaf memutuskan ingin pindah dari partai berwarna biru muda itu dengan alasan rasional secara politik.

Dia mengaku ingin membawa hasil positif bagi masyarakat sekitar dengan menaiki kendaraan politik bernama Gerindra, walaupun banyak partai lain yang mengajaknya bergabung.

“Saya ikut arahan tim pemenangan karna kontestasi politik di Dapil saya lumayan berat. Bukan alasan partainya tapi lebih kepada mengakomodir kepentingan tim dan teman-teman muda di merak yang berharap besar perjuangan saya berhasil nanti. Banyak partai yang menjadi alternatif namun pilihan jatuh kepada Gerindra dari hasil pertimbangan matang teman-teman di tim,” jelas Dicky.

Dicky Maula Syaf mengatakan, memilih Gerindra sebagai rumah baru karena program yang akan diperjuangkannya sesuai dengan visi misi dari partai. Apalagi salah satu tokoh yang dikagumi oleh Dicky berada di Partai Gerindra, yaitu Prabowo Subianto.

“Iya saya fans berat Prabowo Subianto. 2019 juga saya sebenernya di Gerindra tapi saya pindah ke Gelora karena suka sama Fahri Hamzah. Jadi bukan hal baru sebenarnya saya pindah partai juga,” ujarnya.

Caleg Dapil 4 Pulomerak-Grogol menyebutkan, fenomena migrasi partai kali ini merupakan hal yang biasa terjadi. Bukan hanya dirinya, melainkan berlaku secara nasional. terjadi, tapi berlaku secara nasional. Menurut dia, banyak ragam motif para Caleg memutuskan pindah. Apalagi Dicky menjelaskan, partai bukan sebagai instrumen perjuangan ideologis, namun hanya sebagai kendaraan politik saja.

“Menurut saya biasa aja. Dari partai lain juga ada Calegnya yang pindah. Umumnya semua Caleg melihat partai hanya sebagai kendaraan aja sih,” imbuhnya.

lebih lanjut, Dicky mengatakan pihak Gelora juga telah mengikhlaskan kadernya untuk hengkang dan memilih berkendara di partai lain.

“Pihak Gelora tentunya sangat berat untuk melepas kadernya apalagi di posisi seperti ini. Namun Ketua Gelora cukup demokratis dalam hal ini yang penting silaturahmi bisa terus terjaga,” pungkasnya. (*/Hery)

Comments (0)
Add Comment