CILEGON – Ketua DPD Himpunan Pemuda Al-Khairiyah (HPA) Kota Cilegon, Ismatullah, mendorong perhelatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Kota Cilegon XVIII yang diselenggarakan di Kecamatan Purwakarta menjadi pemicu semangat generasi muda untuk terus mengembangkan bakat tilawahnya memperdalam ilmu dan mengamalkan Al-Qur’an.
“Sebelumnya kami mengucapkan sukses untuk MTQ Cilegon. Mengapresiasi adanya pembinaan dan pemberdayaan generasi muda Cilegon oleh Pondok Pesantren dan LPTQ setiap kecamatan sehingga mempunyai skill di bidang tilawah dan siap tampil di MTQ, sehingga diharapkan setiap kecamatan tidak mengambil peserta cabutan dari luar Cilegon,” ujarnya kepada faktabanten.co.id, Rabu (13/2/2019).
Pria yang akrab dipanggil Kang Ismat ini juga berharap dari ajang MTQ yang secara rutin diselenggarakan setiap tahun tersebut, bisa melahirkan Qori dan Qori’ah berprestasi ke Tingkat Provinsi dan Nasional dengan melakukan pembinaan yang terintegrasi antara Pondok Pesantren dan LPTQ.
“Kalau kafilah cabutan dari luar daerah itu masih ada akan sulit Cilegon bisa meraih prestasi di tingkat selanjutnya, karena tentu kafilah itu akan memilih menjadi kafilah daerahnya sendiri. Kita berharap percaya diri saja dengan memaksimalkan potensi santri atau generasi muda, kita ini kota santri. Coba LPTQ kecamatan turun ke pesantren-pesantren dan madrasah, untuk melakukan pembinaan dan pengembangan bakat tilawahnya,” harapnya.
“Selain berdaulat dan otentik, kami kira jika proses itu ditempuh Qori-Qori’ah Kota Cilegon ke depan mampu berprestasi ke tingkat nasional. Tapi yang lebih utama lagi tentu pendalaman dan pengamalan Al-Qur’an,” imbuhnya.
Kang Ismat juga mengapresiasi panitia MTQ XVIII dengan menerapkan adanya sistem finger print bagi setiap kafilah, untuk mendeteksi dan menjamin tidak adanya kafilah cabutan.
“Kita apresiasi MTQ tahun ini ada finger print, tapi ke depan mungkin akan lebih bagus lagi, kalau kafilah kecamatan A semuanya asli warga kecamatan A, kafilah kecamatan B semuanya asli orang kecamatan B. Jadi cabutan dari kecamatan lain juga idealnya tidak terjadi. Ini tantangan bagi LPTQ-LPTQ kecamatan,” tandasnya. (*/Ilung)