CILEGON – Peringati Hari Aids Sedunia yang jatuh setiap 1 Desember, Pemuda Pancasila Kota Cilegon Gelar penyuluhan penularan HIV Aids. Pemuda Pancasila Kota Cilegon miris melihat abainya pemerintah terhadap penularan HIV Aids yang terus meningkat di Kota Cilegon. Selain itu, PP Kota Cilegon meminta pemerintah untuk bergerak ketempat yang berpotensi menyebarkan virus yang belum ditemukan obatnya terus, seperti Tempat Hiburan Malam (THM)
Dalam sambutannya, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Banten yang diwakili Bobby mengatakan, bahwa jumlah penderita HIV Aids di Banten cukup tinggi, dimana Provinsi Banten masuk kedalam 10 besar di tingkat nasional. Serta, Kota Cilegon juga tinggi, karena berada di urutan ketiga di Banten.
“Trend HIV berubah dari berbeda kelamin, jadi sejenis. Dan ini penyalur tertinggi. Di tingkat sekolah pun ternyata banyak, nah caranya gimana ketika mereka melihat temennya gadget bagus ada yang menawarkan untuk begitu. Lambat laun psikologis dia berubah,” jelasnya, di Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Rabu (2/12/2020).
Mengingat, penyebaran HIV tak bisa dilihat secara kasat mata, ia harap untuk mencegah menggunakan alat kontrasepsi. Dan, bila ingin tahu status terkonfirmasi atau tidak, masyarakat harus lakukan cek darah.
“Penyebarannya melalui seks, dari darah, air susu, dan jarum suntik. Jarum suntik berkurang ya, yang tinggi seks sesama jenis. Tahun 2020 kami menargetkan KPA di Kota Cilegon untuk hidup lagi, kami minta ayo bersama-sama dihidupkan kembali. Seperti beberapa tahun lalu, ” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris PP Kota Cilegon Eka W Dahlan menuturkan, kota Cilegon juga mengkhawatirkan, ternyata masuk 3 besar di Provinsi Banten. Atas hal ini, PP sangat peduli dan akan ada suatu perhatian khusus, agar tak berkembang atau meningkat penularannya.
“Ada beberapa penyebab penularannya, jangan sampai bayi-bayi di Cilegon terkena ini,” kata Eka saat sambutan.
Ia mengajak, seluruh jajaran PP untuk peduli akan hal ini, dan terus melakukan koordinasi dengan Provinsi, dengan harapan KPA di Kota Cilegon kembali hidup. Kegiatan bersama Generasi Muda Peduli Aids (GEMPA) Cilegon, akan berjalan sampai 4 Desember.
“Untuk mengingatkan pemerintah terkait HIV Aids, mengingat data yang kami terima peringkat ketiga di Banten, dan Banten masuk 10 besar Nasional. Ini penyakit berbahaya belum ada obatnya,” tuturnya.
Ia berharap, Pemerintah melakukan pengecekan pegawai, atau yang bekerja di tempat hiburan malam (THM), untuk diadakan visitasi atau pengecekan HIV Aids. Bila ada pengelola THM yang menolak, ia sarankan agar ditutup.
“Jika ada yang menolak, tutup saja itu, jangan sampai mengotori Cilegon. Karena berdasarkan sumber penularan di sana, harus dilakukan visitasi secara periodik entah per 3 bulan atau berapa bulan. Cilegon diem diem aja sedangkan penderita HIV Aids selalu meningkat bahkan untuk anak-anak kita,” pungkasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan informasi yang diterima di Tahun 2020 ada 16 bayi yang menderita HIV/Aids, meningkat sebanyak 4 bayi dari tahun sebelumnya sebanyak 12 anak. (*/A.Laksono).