CILEGON – Alih-alih bisa menutup atau merelokasi banyaknya tempat hiburan malam yang berdiri di Jalan Protokol sebagaimana sudah diwacanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon sejak lama, justru tempat maksiat dan kegiatan prostitusi di Kota Cilegon semakin menjamur.
Mungkin sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di Kota Cilegon saat ini makin berkembang praktik bisnis esek-esek terselubung dari mulai di bedeng/kontrakan sampai di pinggir-pinggir jalan protokol pusat Kota Cilegon, seperti salah satunya di kawasan belakang Pemkot dan Polres Cilegon.
Dalam pantauan Fakta Banten tadi malam, Senin (30/1) hingga Selasa dinihari, di sepanjang jalan depan Hotel City hingga Taman Kota Al-Hadid, tampak puluhan PSK sedang menunggu dan berharap para pria hidung belang singgah dan menggunakan jasa mereka.
Aktivitas para PSK ini dari yang duduk di beberapa warung-warung kali lima, sampai ada yang vulgar dengan pakaian sexynya berdiri di trotoar jalan.
Melihat fenomena yang diketahui sudah berlangsung lama ini, ketegasan dari aparat terkait dalam hal ini Satpol PP Cilegon dan Kepolisian dipertanyakan. Sebagaimana diungkapkan Yadi, salah seorang warga sekitar.
“Apalagi ngurus hiburan malam yang besar-besar bisa ditutup, ngurusin yang ecek-ecek begitu saja gak bisa. Pemerintah yang dibayar oleh rakyat harusnya tegas dong!” ungkap Yadi, ditemui di Taman Kota, Senin malam.
Pengamatan Fakta Banten, para PSK yang mangkal di kawasan ini rata-rata sudah berusia lanjut atau disebut sebagai pemain senior, sehingga tarif jasa mereka pun bernilai rendah.
Hal ini diakui Bono (Nama Samaran) salah satu remaja yang pernah menggunakan jasa service PSK di lokasi ini.
“Murah kok, kalau kita mainnya ditempat gelap pok gedang (di bawah pohon-pohon pisang samping Hotel City) paling gocap (Rp 50.000 – red), apalagi kalau mau subuh noban (Rp 20.000 – red) juga mau,” selorohnya santai.
Sementara menurut pengakuan Wati, salah seorang PSK di lokasi tersebut, makin banyaknya PSK di kawasan ini karena pindahan dari Merak.
“Jablay-jablay yang tua itumah pindahan dari merak, ngontraknya di belakang Al-Hadid situ, kalau saya sih di belakang mall tinggalnya. Ah si aa mah kebanyakan tanya,” tuturnya.
Selain di trotoar jalan dan di warung, PSK ini juga kerap memanfaatkan taman kota yang saat ini dibangun rapih dan indah di sekitaran Simpang Tiga Cilegon, seperti Taman Boulevard, Taman Layak Anak, dan Taman Al-Hadid. Pasalnya, taman-taman kota tersebut kini jadi pusat keramaian baru masyarakat Cilegon, ditambah redupnya lampu penerangan di sekitar taman-taman tersebut menjadi peluang untuk aktivitas transaksi mesum yang mereka lakukan. (*)