CILEGON – Nasi bungkus bantuan korban banjir Cilegon dari Dapur Umum Posko Bencana Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon yang berlokasi di perempatan Damkar, dinilai tidak layak untuk dikonsumsi oleh warga.
Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa perwakilan warga di Kecamatan Grogol usai mengambil nasi bungkus untuk makan sahur para korban banjir. Selain kualitas nasi, jumlah bantuan juga dinilai masih minim.
“Dapat bantuan sahur 50 bungkus se-Gerem, bagaimana membaginya?,” ucap perwakilan warga Kelurahan Gerem, Saihul Ikhsan dalam Medsos WA grup.
Selain itu, ia juga menyayangkan teknis pelaksanaan Dapur Umum yang menurutnya tidak menyesuaikan dengan waktu sahur.
“Yang babak belur Tagana mereka harus masak 5.000 nasi bungkus sebelum sahur mirisnya jam 01.00 Wib malem baru di masak jadi gak keburu alhasil contoh Gerem saja dapat 50 bungkus, isinya nasi Atos (keras) telor sama mie, gak ada minumnya,” bebernya.
Kekecewaan juga diungkapkan oleh perwakilan warga Kelurahan Rawa Arum, Juhadi yang juga merupakan seorang RW. Usai mengambil jatah nasi bungkus, karena ia menilai tidak layak nasi itu dibagikan kepada warganya. Ia pun mengunggah foto nasi bungkus tersebut ke Medsos dengan menyindir Dinsos.
“Ucapan ribuan terimakasih atas kepedulian Dinsos Kota Cilegon yang memberikan makan sahur kepara korban banjir di wilayah kami,” tulisnya di akun Facebooknya Selasa (5/5/2020).
Saat disinggung soal makna dari sindirannya tersebut, Juhadi pun akhirnya mengaskan agar Dinsos ke depan memberikan makanan yang lebih layak.
“Saya malu sebagai Ketua RW, gimana mau ngebaginya ke warga nanti dikirain ngeledek. Maaf ini mah bukan nolak, sekali lagi makasih semoga tidak diulangi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Cilegon, Jubaedi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp nya hanya menjawab mengaku belum tahu persoalan itu dan akan melakukan pengecekan.
“Saya cek dulu ya ke temen di dapur umum,” ucapnya, singkat. (*/Ilung)