CILEGON – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengapresiasi komitmen PT Nippon Shokubai Indonesia dalam mengembangkan industri petrokimia di tanah air.
Diketahui pada 2025, perusahaan tersebut akan memulai konstruksi fase keempat di Cilegon dan diharapkan pada 2027 sudah bisa beroperasi.
“Saya mengapresiasi Nippon Shokubai yang sudah berinvestasi dari tahun 1996. Saya datang sudah (pembangunan) fase keempat dengan nilai perluasan sekitar Rp1,69 triliun (USD110 juta),” ujar Rosan saat mengunjungi fasilitas PT Nippon Shokubai Indonesia di Cilegon, Provinsi Banten.
Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat menjaga investasi yang sudah ada di Tanah Air. Tidak hanya investasi yang baru, tetapi yang sudah masuk juga harus dijaga dengan baik.
“Ini dilakukan agar menjadi marketing tools words of mouth kepada para investor lainnya untuk berinvestasi di Indonesia,” papar Rosan
Data Kementerian Investasi/BKPM mencatat, PT Nippon Shokubai Indonesia pertama kali memulai produksi komersialnya pada 1999 dengan fasilitas pertama.
Sejak itu, perusahaan terus melakukan ekspansi, dengan fasilitas kedua mulai beroperasi secara komersial pada 2014 dan fasilitas ketiga pada 2023.
Perluasan ini, diharapkan tidak hanya memberikan dampak bagi perusahaan tapi juga harus berdampak positif bagi masyarakat sekitar.
“Ini juga akan meningkatkan peran dan SDM di Cilegon sehingga bisa bertumbuh dan berkembang. Pemerintah punya program vokasi dan training untuk mendukung hal ini,” tambah Rosan
Sebelumnya, PT Nippon Shokubai Indonesia mengumumkan rencana untuk melakukan perluasan industri keempat dengan investasi sekitar Rp1,69 triliun (USD110 juta).
Fasilitas baru ini akan mulai dibangun pada 2025 dan direncanakan untuk memulai produksi komersial pada 2027.
Fasilitas keempat tersebut akan difokuskan untuk memproduksi Super Absorbent Polymer (SAP) pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 50.000 ton per tahun.
Produk SAP ini sangat penting dalam industri manufaktur, terutama untuk produk-produk seperti popok, pembalut, dan barang-barang lainnya yang memerlukan daya serap tinggi.
“Selama berada dalam koridor hukum yang baik dan benar, kami akan mendukung dan memfasilitasi penuh investasi Nippon Shokubai. Pemerintah juga memiliki program Super Tax Deduction, bisa mendapatkan tax insentif sampai 200 persen,” tambah Rosan lagi.
Rosan pun menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong investasi asing yang dapat memberikan nilai tambah bagi industri nasional dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Adapun total investasi Jepang di Indonesia selama lima tahun terakhir telah mencapai lebih dari USD19 miliar, dengan sektor-sektor utama meliputi industri kendaraan bermotor, listrik dan gas, serta perumahan dan kawasan industri.
PT Nippon Shokubai Indonesia menjadi salah satu contoh sukses bagaimana perusahaan Jepang terus memperkuat kehadirannya di Indonesia melalui investasi berkelanjutan. (*/Idntimes)