Pasokan Ikan di Pasar dari Luar Cilegon, HNSI: Mana Peran Pemkot Kepada Nelayan?

CILEGON – Meski kawasan pesisir laut dari bagian Utara hingga Barat berdasarkan hasil perhitungan Peta Topografi Kota Cilegon memiliki panjang garis pantai 40,88 km atau sekitar 43,6% dari total perimeter wilayah Kota Cilegon. Namun mirisnya, pasokan Ikan yang beredar di pasaran yang di konsumsi oleh masyarakat Cilegon hampir semuanya berasal dari luar Cilegon.

Seperti yang diungkapkan oleh Sobari, pedagang Ikan eceran di Pasar Ikan Rel Kereta Pagebangan. Ia belanja Ikan yang dijualnya kembali itu dari kawasan Bojonegara, Kabupaten Serang.

“Ikan dari luar kang, saya ambil di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Wadas, Terate, kadang kalau lagi banyak di grosir Pasar Kranggot. Semua pedagang disini sama, ambil disana,” ungkapnya, saat ditemui faktabanten.co.id, Senin (5/2/2018) malam.

Ia juga menjelaskan, kalau Ikan di TPI Wadas dan grosir Pasar Kranggot itupun merupakan pasokan dari luar Cilegon bahkan luar Banten. Dan hanya sebagian kecil saja pasokan Ikan dan varian jenis Ikan yang berasal dari Nelayan Cilegon sendiri.

“TPI Wadas dan grosir Pasar Kranggot juga pasokannya dari luar kang. Ada yang dari Karangantu, Panimbang, Lampung, Jakarta. Ada sih dari Merak, tapi sedikit dan jarang, paling Cumi sama ikan hasil pancingan gitu,” terangnya.

Selain itu, Sobari berharap agar pihak Pemerintah Kota (Pemkota) Cilegon menghidupkan kembali Nelayan-nelayan di Kota Cilegon untuk mempermudah dan pasokan dengan harga yang lebih murah karena tidak ada biaya transport.

“Padahal dulu Nelayan di Cilegon banyak, tapi lautnya sudah pada di tutup pabrik-pabrik. Setidaknya dari potensi pesisir yang masih ada di Cilegon, cobalah pemerintah membina masyarakat Nelayan di Cilegon biar hidup lagi. TPI saja belum punya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon Yayan Hambali, ketika dimintai tanggapannya, justru mempertanyakan peran Pemkot Cilegon dalam memberdayakan masyarakat Nelayan.

“Mana keseriusan Pemkot Cilegon untuk memberdayakan masyarakat Nelayan Cilegon? Padahal di tahun 2009 sudah ada SK dari Walikota Alm. Aat Syafaat seluas satu hektar untuk TPI di samping TTM, tapi hingga sekarang belum juga dibangun oleh Pemkot, ada apa?” ujarnya, melalui telepon seluler.

Pihaknya juga akan mempertanyakan hal tersebut kepada Pemkot Cilegon termasuk Dinas terkait dalam perannya membina para Nelayan di Kota Cilegon khususnya dalam menghadapi cuaca buruk dimana banyak Nelayan yang tidak melaut.

“Akan kita pertanyakan kepada Pemkot, Bappeda dan Bagian Hukum yang terkesan ‘setengah hati’ kepada Nelayan Cilegon. Saya juga akan klarifikasi data Nelayan Cilegon di Disperla yang jumlahnya hanya 608, padahal dalam data KUB kita aktualnya 1000 lebih,” jelas Haji Yayan.

“Dan disaat Nelayan tidak melaut karena cuaca buruk, mana peran Dinas, harusnya kan mereka memberi perhatian entah itu pelatihan membuat kerupuk ikan, atau apa,” tandasnya. (*/Ilung)

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)Ikan
Comments (0)
Add Comment