CILEGON – Pemerintah Korea Selatan dari Hwan-Gyeong-Bu atau Ministry of Environment South Korea yakni Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan melakukan lawatan ke Kota Cilegon, Kamis 9 November 20203.
Kunjungan rombongan yang dipimpin Ryu Jini sebagai Program Officer Green International Project tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Cilegon Helldy Agustian.
Tujuannya, untuk mempelajari sekaligus memberikan dukungan terhadap implementasi teknologi pengelolaan sampah Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang telah dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.
Program Officer Green International Project of South Korea, Ryu Jini mengatakan, tujuan umum kedatangannya ke Kota Cilegon adalah untuk menyampaikan dukungan dari Kementerian Korea Selatan terhadap adanya perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia, terutama yang terkait dengan lingkungan hidup.
“Tujuan ke Cilegon adalah bertemu dengan Pak Wali Kota (Helldy Agustian-red) salah satunya juga karena ada perusahaan Korea yang akan mengembangkan teknologinya di Cilegon terkaitnya lingkungan, spesifiknya adalah pada urusan persampahan,” kata Ryu disela pertemuannya dengan Wali Kota Cilegon di Ruang Rapat Wali Kota Cilegon, Kamis 9 November 2023.
Menurut Ryu, pihaknya akan memberikan dukungan lebih banyak agar perusahaan Korea yang sudah ada di Kota Cilegon bisa lebih baik dalam pengembangan teknologi sampah.
“Sekarang di Cilegon ada salah satu Perusahaan Korea yang sedang melakukan tes satu alat. Diharapkan ke depan bisa support agar satu line untuk pengelolaan sampah yang hasilnya bisa dijadikan bahan bakar. Mudah-mudahan akan berguna untuk Pemkot Cilegon,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon Sabri Mahyudin usai mendampingi Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menjelaskan, pihaknya menyambut baik kunjungan yang dilakukan Pemerintah Korea Selatan, terlebih terkait rencana kerjasama tekhnologi untuk mempercepat proses program BPJP di Kota Cilegon.
“Saya pernah 2 minggu (Pekan-red) belajar di Korea terkait dengan sampah. Intinya mereka akan support alat, untuk teknologi kita akan tetap menggunakan yang ada kita pakai di TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) Bagendung. Ini akan mempercepat proses dari BPJP,” jelasnya.
Bentuk kerjasamanya, tambah Sabri, nanti akan di proses dengan terbentuknya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Bentuk kerjasamanya diatur sama BLUD. Dimana, mereka akan men-support kita dengan alat, sehingga produksinya dipercepat, yang biasanya kita hanya dapat produksi 1 ton perhari, bisa menjadi 15 ton perjam-nya,” tambahnya. (*/Red)