JAKARTA – Pemerintah meminta POSCO fokus pada pengembangan industri baja hulu di Indonesia bersama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah meminta POSCO, Nippon Steel, dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bekerjasama merealisasikan peta jalan pengembangan klaster baja 10 juta ton di Kota Cilegon, Banten.
Peta jalan pengembangan klaster industri baja 10 juta ton dituangkan dalam nota kesepahaman antara POSCO dan Krakatau Steel yang dilaporkan POSCO ke Presiden Jokowi di sela kunjungan Presiden ke Korea Selatan pada tahun lalu.
Untuk mewujudkan klaster industri baja 10 juta ton di Kota Cilegon, diskusi rencana pembangunan pabrik baja canai dingin (CRC) harus segera dilakukan, tanpa harus menunggu pabrik baja lembaran panas (HSM) Krakatau Steel rampung.
Pengembangan klaster baja di Cilegon adalah kelanjutan dari kerja sama patungan Krakatau Steel dan POSCO menginvestasikan US$3 miliar untuk mendirikan pabrik peleburan baja PT Krakatau Posco berkapasitas 3 juta ton.
POSCO dan Krakatau Steel didorong menjadi pengembang industri baja hulu yaitu mulai dari tahap peleburan (blast furnace) sampai pemrosesan baja lembaran. Adapun Nippon Steel kemudian didorong melanjutkan kerjasama dengan Krakatau Steel dalam pengembangan industri baja hilir.
“(Klaster baja 10 juta ton) bisa terjadi dengan kerjasama Nippon Steel untuk di downstream. Di upstream, sudah ada Krakatau Posco mulai dari blast furnace, plate mill, hingga cold rolling mill,” kata Menperin di sela Indonesia-Korea Business Summit, Selasa lalu (14/3/2017).
Menperin mengatakan perwakilan POSCO telah menegaskan komitmen mereka merealisasikan peta jalan pengembangan klaster industri baja 10 juta ton di Cilegon dan terbuka untuk bekerjasama dengan Nippon Steel.
“Secara waktu pihak Korea ingin cepat, tetapi kita juga melihat saat ini di hilir juga sedang dibangun. Mereka menginginkan pemerintah memediasi kerja sama tiga pihak,” kata Airlangga.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Sukandar mengatakan Krakatau Steel mendukung dan berkomitmen mengikuti arahan dari Kementerian Perindustrian soal pengembangan klaster industri baja 10 juta ton.
Pengembangan industri baja sendiri merupakan strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan industri Indonesia atas pasokan impor. (*)
Sumber: Bisnis.com