CILEGON – Prosedur penanganan pengambilan kendaraan dari KMP Royce 1, yang terbakar pada Sabtu (6/5/2023) lalu, dinilai lambat dan menambah kerugian bagi para penumpang.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Toriq Hidayat, dalam siaran persnya di website resmi pks.id
Toriq Hidayat menyesalkan peristiwa itu direspon cukup lambat oleh pihak yang berwenang, dan memahami ketika sejumlah korban melampiaskan kekesalannya di ruang tunggu Pelabuhan Merak, pada Minggu (7/5/2023) malam.
“Perlu diingat bahwa dalam situasi darurat dan kecelakaan dapat mengakibatkan stres dan emosi yang tinggi pada para korban dan keluarga mereka. Apalagi kabar yang beredar kapal KMP Royce 1 sudah sandar di dermaga 3 Pelabuhan Merak sejak pukul 15.00 WIB. Wajar bila mereka marah,” ujar Toriq, Minggu (7/5/2023).
Penumpang yang kendaraannya masih berada di kapal merasa tidak mendapatkan kejelasan sampai kapan mereka harus menunggu untuk bisa pulang atau menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni.
Menurut Politisi PKS itu, Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Banten dan PT ASDP selaku pengelola pelabuhan harus bekerja secara transparan dan berdasarkan prioritas.
“Untuk mengurangi rasa ketidakpastian dan kecemasan yang dialami oleh para korban. Pihak terkait harus memberikan informasi yang jelas dan terus-menerus mengenai perkembangan penanganan kasus kecelakaan kapal laut, dan proses pengembalian kendaraan dan atau kompensasi (untuk korban),” tegas Toriq.
Menurutnya, tidak semua kendaraan yang berada dalam kapal mengalami kerusakan terutama di dek lantai dua. Maka petugas harus mendahulukan pelepasan mobil-mobil yang dalam kondisi utuh.
Apabila tersendatnya penanganan diakibatkan keterbatasan sumber dayanya maka harus segera ada solusinya.
“Pihak BPTD Banten dan Pengelola Pelabuhan harus menyediakan sumber daya yang cukup untuk menangani seluruh tantangan dalam musibah KMP Royce 1 baik secara teknis dan psikologis agar penumpang yang tertahan segera bisa melanjutkan perjalanannya,” tutup Toriq. (*/Rijal)