CILEGON – Merasa prihatin dengan tingginya angka pengangguran di Provinsi Banten, elemen masyarakat mengirimkan surat terbuka kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon, dan seluruh Industri.
Keprihatinan yang mendalam yang merupakan refleksi dari nurani terhadap rilis data yang belum lama ini dikeluarkan oleh BPS Banten, dimana Provinsi yang sudah berusia 17 Tahun ini menempati angka pengangguran tertinggi ke-2 Nasional.
Surat Terbuka yang dilayangkan oleh Komandan Garda Al-Khairiyah M. Ibrohim Aswadi, ini diterima oleh redaksi faktabanten.co.id Senin (20/11/2017) pagi.
Dalam Surat Terbukanya, Pria yang concern terhadap aktivitas keagamaan dan lingkungan ini juga menuliskan beberapa ide gagasan akan kearifan lokal untuk diperhatikan dan dijalankan oleh Pemprov Banten, Pemkot Cilegon dan kalangan industri ini.
Berikut ini Surat Terbuka yang dilayangkannya;
SURAT TERBUKA
KEPADA YTH :
PEMPROV BANTEN, PEMKOT CILEGON DAN SELURUH INDUSTRI KHUSUSNYA YANG ADA DI KOTA CILEGON.
Dengan hormat,
Jujur saya sebagai rakyat merasa prihatin, sedih sekaligus berkecambuk alam fikir dan ruh ku.
Berjubelnya Industri hulu dan hilir di Provinsi Banten ternyata tidak berbanding lurus dengan masih banyaknya pengangguran, khususnya di kota baja cilegon. Ini menjadi masalah yang serius yg perlu segera dicarikan solusi secara bersama, karna kita tau bahwa masalah pengangguran setiap tahun pasti terus meningkat.
Oleh karenanya, sebenarnya apabila ada sebuah will ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan para pelaku industri khususnya untuk mengurai masalah pengangguran tersebut dengan mencari inovasi inovasi baru, agar pengangguran di daerah Cilegon dapat terus di minimalisir dengan beberapa cara misalkan pemerintah melahirkan kebijakan kewajiban proteksi sebagai bentuk konsensus local wisdom kepada seluruh Industri dengan cara wajib memberikan porsi prioritas kepada Sumber Daya Manusia (SDM) lokal sebesar 75 % dari semua angkatan, karyawan, manager dan seterusnya, dari mulai fase project dan fase produksi.
Dan di sisi lainya, pemerintah bersama pelaku industri juga bisa membantu dan memberikan pembinaan dan pendampingan untuk melahirkan banyak sentra sentra home industri kecil seperti di daerah Tegal, Bogor, Garut dan seterusnya.
Dengan seabreg program program CSR nya, karena kita tahu betul bahwa di Cilegon ini basicly nya industri bahan baku apa saja ada, dan minimalnya dari sisa sisa produksi industri yg berjubel di cilegon ini, masyarakat bisa memanfaatkanya, agar sisa bahan baku itu tidak keluar dari Cilegon, misalkan bahan baku baja, biji plastik dan seterusnya dan selanjutnya pemerintah dan pelaku industri juga bisa melakukan pembinaan pendanaan yang tanpa bunga secara kontiniu terhadap wirausaha warung warung kecil, ibu ibu jualan sayur, pembuat Batu Bata, Genteng, industri Tahu, Tempe dan budi daya Ikan Lele dan seterusnya di masing masing kluster kelurahan- kelurahan.
Dan Kata kuncinya adalah adanya kemauan, ketulusan dan political will dari pemerintah plus Industri . Dan manusiakanlah mereka, karna ada pribaha yg harus di aplikasikan kpd kearifan lokal, dimana bumi di pijak disitu langit di jungjung. Itu saja cukup.
M. Ibrohim Aswadi (Ketua DPP Garda Al-Khairiyah).
Penulis: (*/Ilung)