Pesantren Salafi Al-Insan Cilegon Bisa Ubah Kotoran Ternak Jadi Biogas

CILEGON – Meski Pondok Pesantren (Ponpes) Salafi pada umumnya dikenal konservatif dan jauh dari pola dan kesan modern. Namun sepertinya hal itu tidak berlaku di Ponpes Salafi Al-Insan yang berlokasi di Link. Krotek, Kelurahan Kalitimbang, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon.

Pendidikan agama di Ponpes Al-Insan dengan mengajarkan para santrinya untuk hidup mandiri ini, berhasil mengadopsi teknologi modern dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten, suatu program Instalasi Biogas dari kotoran hewan ternak untuk dijadikan biogas. Dengan desain kapasitas digester biogas sebesar 24 meter kubik yang mampu menghasilkan gas sebanyak 81 meter kubik perbulan atau setara dengan 12 tabung LPG 3 kg/bulan.

“Konsep pesantren kita salafi, kita ajarkan para santri hidup mandiri dengan berternak. Dan kita diminta oleh Dinas ESDM Provinsi Banten untuk menerapkan inovasi teknologi yang ramah lingkungan ini dan alhamdulillah berhasil. Sekarang sudah bisa dimanfaatkan oleh para santri untuk masak,” kata Pengasuh Ponpes Al-Insan, Ustadz Abdul Ghofur saat ditemui faktabanten.co.id, Minggu (2/12/2018) sore.

Selain kotoran 60 ekor kambing dari berbagai jenis yang diolah menjadi biogas ini, ada juga campuran kotoran manusia dari kamar mandi santri yang diintrogasikan sebagai bahan utama gas. Selain kambing, ada ternak hewan lainnya seperti Ayam, Bebek dan Lele yang dikelola para santri untuk komoditas pangan para santri.

Ustadz Ghofur yang juga sarjana Teknik Metalurgi ini menjelaskan, komposisi antara kotoran kambing dan air yang diolah pada instalasi ini sangat sederhana dan mudah diaplikasikan oleh santrinya yang kebanyakan kaum dhuafa dan anak yatim.

“Ini mudah, untuk satu ember kotoran kambing kita campur dengan air satu ember. Kalau kotoran manusia sudah ada air. Kemudian uap gas ini akan tersalurkan ke pipa yang bisa kita buka tutup hingga ke kompor gas,” terangnya.

Dengan berdiri di atas lahan dengan luas sekitar 1 hektar, Ponpes Al-Insan juga terdapat fasilitas penunjang kreativitas untuk para santri bisa berkarya dan mengisi kehidupan sehari-hari menjadi berarti.

“Walau salafi kita ingin santri kita tidak gaptek pada perkembangan zaman, di sini ada bengkel las, lapangan bola dan sarana lainnya. Untuk pakan ternak kita tinggal ambil rumput dan dedaunan di tegal. Ini sesuai dengan motto pesantren kita; ‘Menuju Pesantren Mandiri Energi,” paparnya.

“Tentunya pemanfaatan biogas ini bisa mengurangi pemborosan gas bumi, apalagi bahan bakar kayu sudah tidak relevan dan gas menjadi kebutuhan utama untuk memasak. Dan kotoraan sisa pemanfaatan biogas ampasnya bisa menjadi pupuk, selama ini dikirim ke usaha tanaman hias Wars Farm,” tambahnya.

Ponpes Al-Insan yang didirikan oleh Almarhum Ghaos Adhom, aktivis ternama yang dulu ikut andil dalam upaya terbentuknya Provinsi Banten hampir dua dekade silam.

“Pendiri pesantren ini kakak kandung saya Kang Ghaos Almarhum, beliau memiliki cita-cita mendirikan Boarding School Dhuafa, dan alhamdulillah sekarang terwujud saya yang meneruskan. Santri yang menetap ada 70 putra-putri dan yang tidak menetap (sekolah di SMK dan MTs Al-Insan) ada 500-an,” terangnya.

Ustadz Ghofur dalam kesempatan ini, mengucapkan terima kasih kepada Dinas ESDM Provinsi Banten yang inovasi programnya telah berhasil diadopsi dan sangat bermanfaat bagi para santrinya. Ia juga berharap ke depan akan terus mengembangkan Ponpesnya tersebut.

Farming integrasi teknologi modern dan salafiyah ini akan terus kita kembangkan menjadi siklus. Rencana kita ingin ternak sapi, susunya buat protein santri, kandang sudah kita buat.

“Ke depan kita akan ternak sapi dan akan menanami lahan yang masih tidur ini dengan tumbuhan yang bermanfaat seperti sukun, mangga dan buah lainnya, kalau ada donatur bibit pohon akan kita sambut dengan senang hati,” ujarnya.

“Terima kasih banyak kepada Dinas ESDM Banten, karena program ini sangat membantu kebutuhan santi di Ponpes kami. Dan walau sudah berjalan, nanti akan ada peresmian dari dinas,” tutupnya. (*/ilung)

Pengolahan Kotoran TernakPonpes
Comments (0)
Add Comment