PHRI Dukung Pengembangan Potensi Wisata di Kota Cilegon

CILEGON – Terbatasnya kondisi alam di Kota Cilegon untuk dijadikan tempat wisata, membuat pengembang dan pelaku usaha berpikir keras untuk tetap bisa memajukan sektor prariwisata di Kota ini.

Pasalnya, Cilegon lebih dikenal dengan kota industri dengan investasi padat modal, jika dibandingkan kota wisata atau industri padat karya.

Dibanding beberapa wilayah di Banten, seperti Pandeglang dan Serang, yang memiliki potensi alam yang baik untuk dijadikan tempat wisata alam yang eksotik, Cilegon harus mencari alternatif lain untuk mengambangkan wisatanya.

Melihat hal ini, Perhimpunan Hotel dan Resort Indonesia (PHRI) Kota Cilegon tak tinggal diam. Bersama Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Cilegon, PHRI mencoba menggali potensi wisata yang bisa menjadi daya tarik wisatawan.

Cilegon Ethnic Carnival (CEC) salah satunya. Event tahunan ini biasa diadakan setiap bulan April, sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun Kota Cilegon.

Menampilkan beragam kostum ethnic dari beragam daerah di nusantara. Para peserta CEC melakukan parade budaya dari kantor Walikota hingga Rumah Dinas Walikota Cilegon.

Event tahunan yang sudah berlangsung selama 2 tahun ini menjadi magnet wisata baru. Pasalnya, banyak warga yang antusias dan memadati sisi jalan.

“Ini adalah upaya untuk mengenalkan Kota Cilegon dengan wisata event. Meskipun memiliki kekurangan wisata alam, tapi wisata event seperti ini bisa menjadi pilihan dan Alhamdulillah banyak masyarakat yang antusias,” ungkap Fredi Indradi, Ketua PHRI Kota Cilegon kepada Fakta Banten, Jum’at (5/1/2018).

Selain CEC, terdapat juga event Golok Day, yang mempertemukan peguron-peguron silat di Kota Cilegon. Menyuguhkan pameran golok asli Cilegon, juga menampilkan beragam atraksi silat dan debus. Acara Golok Day pernah menyabet rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2016.

Sail Krakatau menjadi bagian dari event tahunan di bulan April selain Golok Day dan CEC. Sail Krakatau mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Karena bersentuhan langsung dengan laut (bahari), bekerjasama dengan ASDP Pelabuhan Merak, para wisatawan diajak keliling Selat Sunda untuk menyaksikan Gunung Anak Krakatau yang memiliki nilai sejarah dari dekat sambil menikmati sunset.

Dalam satu event di HUT Kota Cilegon, terdapat 3 destinasi wisata yang bisa dinikmati wisatawan, CEC, Golok Day dan Sail Krakatau.

“Jadi, wisatawan nggak hanya sekali event langsung pulang. Tapi ada agenda berikutnya yang bisa dinikmati. Hal ini akan menjadi kesan tersendiri bagi wisata di Cilegon,” tambah Fredi.

Selain itu, PHRI juga mendorong Dinas Pariwisata, dan Dinas Ketahanan Pangan dan Petanian, untuk mengenalkan konsep Desa Wisata dan Wisata Pertanian. Konsep ini sebagai wisata baru dengan memanfaatkan perkampungan menyuguhkan kearifan lokal dengan melibatkan masyarakat setempat.

Fredi yang saat ini sedang giat menanam Melon di kebunnya, mencoba mengenalkan wisata pertanian di masyarakat Cilegon. Akhir tahun 2017 lalu, ia menggelar panen raya buah Melon.

Dengan memanfaatkan media sosial, Fredi membuka peluang untuk masyarakat yang ingin menikmati melon di kebun dan memetiknya sendiri. Tidak tanggung-tanggung dalam 2 hari, 3 ton melon habis dibeli oleh masyarakat yang datang saat panen raya kemarin.

“Akhir tahun kita panen, dalam 2 hari kita umumkan via media sosial, kita kerjasama juga dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Cilegon. Panen ini dijadikan event, ternyata banyak juga yang datang. Dan terlihat warga sangat menikmati wisata pertanian ini. dan ini bisa dijadikan model baru untuk wisata di Cilegon,” tandas Fredi. (*/Cholis)

Melon CilegonPHRI Cilegon
Comments (0)
Add Comment