CILEGON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mengadakan kegiatan Apel Siaga Bencana Tingkat Kota Cilegon Tahun 2017, di Jalur Protokol depan Kantor Wali Kota Cilegon, Kamis (7/12/2017).
Adapun peserta apel yakni gabungan personel dari unsur TNI/Polri, tenaga medis, Dishub, Pol PP, Damkar, Basarnas, dan unsur Perusahaan.
Plt Walikota Cilegon, Edi Ariadi, dalam sambutannya berharap agar semua pihak dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
Pada kesempatan itu, Edi menjelaskan bahwa Kota Cilegon berada dalam posisi Geodinamika yang cukup rentan terhadap ancaman tsunami.
“Kota Cilegon berada dalam posisi geodinamika yang cukup rentan terhadap ancaman tsunami, tidak dapat kita bayangkan apabila tsunami terjadi di Kota Cilegon, bukan hanya ketinggian, kecepatan dan debit air yang mengancam Kota Cilegon, namun material bahan kimia dari industri yang berada di sepanjang garis pantai yang tercampur di dalamnya jauh lebih bahaya, hal ini pasti mengakibatkan kerusakan lingkungan dan korban jiwa yang lebih banyak,” jelas Edi.
Edi mengingatkan bahwasanya Kota Cilegon merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang cukup pesat, karenanya diperlukan BPBD sebagai koordinator penanggulangan bencana di daerah.
“BPBD sebagai koordinator dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana di daerah, perlu ditopang oleh TNI/Polri, instansi terkait, dunia usaha dan pelaku industri, serta peran serta masyarakat Kota Cilegon itu sendiri,” katanya.
Lebih lanjut, Edi juga meminta kepada seluruh peserta apel agar senantiasa memiliki kesadaran dan kepekaan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan di mana kita tinggal.
“Pada tahun 2016 yang lalu terjadi 35 kejadian bencana, tentunya kita semua tidak menginginkan bencana besar itu terjadi di Kota Cilegon, maka dari itu saya minta kepada seluruh peserta apel agar menyiapkan langkah-langkah antisipatif yang terbaik,” ungkapnya.
“Langkah antisipatif yang saya maksudkan difokuskan kepada pemantauan setiap titik-titik rawan banjir dan longsor yang ada di Kota Cilegon, yang tidak boleh dilupakan adalah kondisi seluruh sarana prasarana pendukung dalam penanggulangan bencana, mulai dari kendaraan operasional, perahu karet, bahan makanan dan minuman, saya minta semua di cek kembali dan harus dalam kondisi siap untuk digunakan,” tuturnya. (*/Red)