CILEGON – Saat penyergapan terduga teroris di depan Pabrik Semen Merah Putih, Kamis siang tadi (24/3/2017), masyarakat dan juga karyawan di pabrik sekitar TKP sempat tidak diijinkan keluar rumah dan tempat kerjanya.
Hal ini seperti diungkapkan Halim (40), warga yang bertempat tinggal berdekatan dengan tempat kejadian perkara (TKP) penyergapan terduga teroris di dekat gerbang JLS Ciwandan.
Dalam aksi Densus 88 kali ini, pihak aparat kepolisian melakukan sterilisasi di sekitar lokasi, termasuk menghentikan kendaraan milik masyarakat yang melintas.
“Mobil banyak mau nambal, tapi disuruh pergi semua sama polisi,” ungkap Halim kepada Fakta Banten.
Masyarakat di lokasi kejadian, awalnya tidak tahu jika akan ada penyergapan teroris di daerah tersebut.
“Yang kita tahu kita gak boleh keluar rumah nengok juga gak boleh, jalan juga sepi kayaknya di blokir,” ujarnya.
Menurut Halim proses penyergapan tersebut berlangsung singkat, bahkan masyarakat tidak sempat berpikir jika akan ada penyergapan terduga teroris.
“Polisi berbaju preman datang dan suruh kami masuk tapi gak ngejelasin apa-apa, gak lama ada suara tembakan ngeberondong, kami boleh keluar itu tahu-tahu udah ramai, tapi gak lihat ada korban,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, Tim Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) melakukan aksi penangkapan terhadap dua orang terduga teroris tepat di depan Pabrik Semen Merah Putih, Kecamatan Ciwandan, sekitar Pukul 12.00 WIB, Kamis siang tadi (23/3/2017).
Sebelum berhasil dilumpuhkan, dikabarkan sempat terjadi aksi baku tembak antara aparat dengan para teroris tersebut, yang diduga menyebabkan satu orang terduga teroris tewas di tempat.
Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan satu unit mobil Toyota Avanza warna hitam tanpa pelat. Dimana kondisinya mengalami kaca pecah dan betus ban sebelah kanan bagian belakang, yang diduga akibat tembakan aparat. (*)