CILEGON – Dalam memperingati Hari Lahir (Harlah) Ke-92 di tahun 2018, Pengurus Cabang Nahdlatul ‘Ulama (PCNU) Kota Cilegon menggelar serangkaian acara keagamaan di halaman Pondok Pesantren Darul Iman Link Ciberko, Kelurahan Kalitimbang, Kecamatan Cibeber, Cilegon, Rabu (31/1/2018) malam.
Rangkaian acara yang dihadiri ribuan warga Nahdliyin dan para Santri dari Pondok Pesantren se- Kota Cilegon dan sekitarnya ini, berlangsung khidmat dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Habib Jindan bin Novel serta duet Kyai Peci dan KH Munawir.
Selingan Shalawat dari para santri dengan iringan alat musik Hadroh membuat acara berlangsung semarak.
Selain itu, kegiatan yang juga dihadiri oleh unsur Muspika Cibeber, Kepala Bappeda Cilegon dan Wakapolda Banten ini juga sekaligus dalam rangka Haul pendiri Pondok Pesantren Darul Iman.
“PCNU Cilegon bekerjasama dengan Ponpes Darul Iman menggelar Harlah NU yang Ke-92, sekaligus Haul KH Imanudin pendiri Ponpes Darul Iman. Kita mengundang Penceramah Habib Jindan bin Novel dari Jakarta, beliau Habib yang moderat dari Hadramaut, serta Kyai Peci dan KH Munawir. Sekaligus dalam acara ini juga ada Ijazah 4 Shalawat, yakni Nariyah, Nuroniyah, Fatih dan Bahriyah,” kata Ketua PCNU Cilegon KH Hifdullah, seusai acara kepada faktabanten.co.id.
Saat disinggung ketidak kehadiran ulama kharismatik Banten yakni Abuya Muhtadi yang sedianya akan turut hadir dalam acara ini, KH Hifdullah mengatakan karena faktor kesehatan.
“Abuya Muhtadi sedianya siap hadir, sudah kita kunjungi namun karena kondisi kesehatan beliau berhalangan hadir, dan beliau menyampaikan permohonan maaf dan mewakilkan kepada KH Akrom, pimpinan Pesantren Bani Lathif Cibeber. Minta do’anya untuk kesehatan beliau,” ungkap KH Hifdullah.
Selain itu, pihaknya juga berharap PCNU dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah nya bisa terus memberi sumbangsih positif kepada masyarakat Cilegon.
“Dengan Harlah Ke- 92 ini PCNU dapat terus berkiprah bagi masyarakat Cilegon, memberikan sumbangsih sesuai dengan yang sering kita sampaikan yaitu Islam Nusantara dan Rahmatan Lil Alamin,” ungkapnya.
“Islam Nusantara ini dalam arti berciri khas Nusantara yang inklusif dan akrab dengan adat budaya tidak eksklusif, yang dalam penyebarannya dengan Tawazzun, Tawassut Tasamuh yang tidak ekstrem. Tidak ke kiri dan ke kanan,” terang KH Hifdullah mengakhiri obrolan.
Dalam pantauan faktabanten.co.id seusai acara, tampak ribuan warga Nahdliyin serta tamu undangan pulang dengan tertib menuju kendaraannya masing-masing. Namun Ada pemandangan klasik dan sepertinya sudah jarang ditemui di zaman modern ini, tatkala terlihat banyaknya rombongan santri-santri dari beberapa Ponpes di Cilegon yang jaraknya lumayan jauh, menghadiri acara dan pulang dengan berjalan kaki.
Diketahui, organisasi Nahdlatul Ulama yang berarti Kebangkitan Ulama ini didirikan oleh para Kyai Sepuh pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926. Dengan dipimpin oleh KH Hasyim Asy’ari sebagi Rais Akbar.
Dalam menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, KH Hasyim Asy’ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial keagamaan. (*/Ilung)