CILEGON – Rencana PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang akan menggelar Rapat Umum Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 pada 21 Juni 2023 mendatang, ternyata akan dimundurkan sampai waktu yang belum ditentukan.
Diketahui, pada 30 Mei 2023 lalu, PT Krakatau Steel telah menyampaikan kepada para pemegang saham bahwa akan melaksanakan RUPST di Jakarta.
“Rapat yang semula dijadwalkan akan diselenggarakan pada Rabu, 21 Juni 2023 ditunda hingga waktu yang akan ditetapkan kemudian, dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan yang berlaku,” tulis Corporate Secretary Krakatau Steel, Pria Utama, dalam keterangan resminya, Rabu (14/6/2023).
Sebelumnya diketahui, Agenda RUPST Krakatau Steel akan memiliki 7 mata acara, salah satunya adalah persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2022.
Selain itu, agenda rapat juga akan membahas mengenai penggunaan laba bersih tahun buku 2022.
RUPS kali ini juga dipastikan akan ada agenda perubahan susunan pengurus perseroan. Sebab Direktur Komersial PT Krakatau Steel, Melati Sarnita, mengajukan pengunduran diri pada Mei 2023 lalu.
Hingga saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga Bursa Efek Indonesia (BEI) menunggu laporan keuangan Krakatau Steel Tahun Buku 2022 (audited), hingga batas akhir Juni 2023.
Sebelumnya, BEI menegaskan akan memberi sanksi penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham emiten berkode KRAS ini, apabila hingga 30 Juni 2023 belum menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2022.
BEI juga telah memberikan surat peringatan pertama dan peringatan kedua, serta mengenakan denda Rp50 juta akibat dari keterlambatan penyampaian laporan keuangan Krakatau Steel.
Sebelumnya, BUMN produsen baja ini telah merilis laporan keuangan kuartal I Tahun 2023.
Krakatau Steel membukukan rugi sebesar US$ 18,26 juta atau Rp273,52 miliar per Maret 2023.
Pendapatannya terjun 169% dari periode yang sama setahun sebelumnya dengan perolehan laba bersih US$ 26,45 juta atau setara Rp386,89 miliar.
Padahal, perusahaan membukukan peningkatan pendapatan neto sebesar 2,05% menjadi US$ 689,83 juta atau Rp 10,09 triliun pada tiga bulan pertama 2023, dari yang setahun sebelumnya sebesar US$ 675,99 juta atau sebesar Rp9,88 triliun. Namun, terjadi pula peningkatan beban pokok pendapatan menjadi US$ 637,39 juta dari yang sebelumnya US$607,81 juta.
Laba bruto pun jadi menurun menjadi US$52,44 juta per Maret 2023, dari yang setahun sebelumnya sebesar US$ 68,17 juta. Begitu pula dengan laba operasi yang turun menjadi US$21,86 juta, hampir setengah dari setahun sebelumnya yang sebesar US$42,48 juta.
Krakatau Steel juga mencatatkan kerugian akibat selisih kurs kali ini, yakni sebesar US$ 25,80 juta, berbalik dari laba selisih kurs pada kuartal I-2022 sebesar US$5,31 juta.
Ekuitas perusahaan pun ikut menyusut 1,85% dari yang sebelumnya US$3,31 miliar menjadi US$3,24 miliar per Maret 2023.
Pada aliran kas, perusahaan berhasil mendapatkan kas neto dari aktivitas operasi sebanyak US$85,53 juta per kuartal I-2023, naik dari setahun sebelumnya US$67 juta.
Untuk aktivitas investasi, KRAS telah memperoleh kas neto sebesar US$212,42 juta kali ini, berbalik dari yang setahun sebelumnya penggunaan kas neto sebesar US$14,56 juta. (*/Rijal)