CILEGON – Sejak sejarah berdirinya kota ini 24 tahun silam, agenda Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Cilegon masih selalu didominasi oleh Pemerintah dan birokrasinya yang sedang berkuasa.
Pelibatan unsur masyarakat dalam momen Riung Mungpulung, yang menjadi seremonial sakral HUT Kota Cilegon, masih tergantung ‘selera’ panitia atas persetujuan kepala daerahnya.
Dari sekian tahun agenda Riung Mungpulung, momen HUT Ke-24 Kota Cilegon kali ini ternyata menghadirkan sejarah baru dengan hadirnya unsur tokoh masyarakat dari Ormas Al-Khairiyah.
Ditambah lagi hadirnya sosok Haji Ali Mujahidin, Ketua Umum PB Al-Khairiyah yang selama ini dikenal sebagai tokoh oposisi Pemerintah Kota Cilegon, berhasil mencuri perhatian dengan pidatonya yang lantang di hadapan walikota dan wakil walikota serta seluruh hadirin tamu undangan.
Selama bertahun-tahun, Ormas Al-Khairiyah sebagai tuan rumah di Kota Cilegon ini memang seakan ‘tidak dianggap keberadaannya’ oleh penguasa Kota Baja sebelumnya.
Padahal, sebelum kota ini berdiri, Al-Khairiyah telah lebih dulu ada dan berkiprah di dunia pendidikan untuk mencerdaskan masyarakat Banten, dan Kota Cilegon khususnya.
Al-Khairiyah yang berpusat di Kota Cilegon lahir sejak tahun 1925, oleh seorang tokoh pejuang dan ulama besar Brigjend KH Syam’un.
Sang Jenderal Santri itu bahkan kini bergelar Pahlawan Nasional sejak dianugerahi oleh Presiden Jokowi pada tahun 2018.
Namun gelar tersebut ternyata bukan diusulkan oleh Pemkot Cilegon, melainkan melalui usulan Pemerintah Kabupaten Serang dan Pemprov Banten.
Mungkin karena saat itu, rezim berkuasa di Cilegon saat itu belum bisa menerima dengan rekam jejak oposisinya Ali Mujahidin, yang merupakan cucu sang Pahlawan tersebut.
Kini, Ali Mujahidin atau yang akrab disapa Haji Mumu ini ternyata mendapat panggung spesial di Kantor Pemerintah Kota Cilegon di momen HUT yang ke-24, Kamis 27 April 2023.
Haji Mumu berpidato dengan lantang di momen itu, sebagai tamu spesial dari unsur tokoh masyarakat.
Sudah bisa ditebak, tentu pidatonya adalah untuk memuji dan memberikan penilaian positif atas kerja-kerja Pemerintah Kota Cilegon yang saat ini dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta.
Perihal kehadiran di HUT Kota Cilegon sebagai sesuatu hal yang baru, Haji Mumu membenarkannya.
“Baru kali ini saya masuk kantor Walikota, rasanya dulu kurang pantas masuk yang dulu, sekarang kan estetikanya bagus dan enak dilihat,” ungkap Haji Mumu kepada wartawan.
“Kalau kantornya kumuh, kotor dan jelek, marwah kepala daerahnya jatuh,” imbuhnya.
Ternyata bukan hanya kehadiran dan pidatonya saja yang mencuri perhatian, Haji Mumu dalam posisi duduknya di acara tersebut juga menimbulkan sejumlah pertanyaan dan spekulasi.
Tampak mencolok dalam barisan paling depan, yakni posisi duduk Haji Mumu ternyata menyekat posisi Helldy dan Sanuji.
Padahal biasanya, dalam acara Riung Mungpulung HUT Kota Cilegon posisi walikota dan wakil Walikota akan selalu duduk berdampingan. Kali ini, kehadiran lawan politiknya pada Pemilihan Kepala Daerah 2020 lalu, ternyata harus memisahkan posisi Helldy-Sanuji.
Sebelumnya di Pilkada 2020, Helldy-Sanuji paket pemimpin pembaharuan yang diusung koalisi PKS-Berkarya, merupakan lawan politik Haji Mumu (Ali Mujahidin) yang saat itu berpasangan dengan Lian Firman, yang mengusung jargon Perubahan Cilegon lewat jalur independen.
Kini, kehadiran Haji Mumu di tengah-tengah hajat Pemkot Cilegon tidak lagi tampil sebagai oposisi. Meskipun saat ditanya soal posisi duduknya yang memisahkan Helldy-Sanuji, Ketum PB Al-Khairiyah itu merespon sangat santai.
“Kan bukan saya yang mengatur itu mah (posisi duduk),” ujarnya sambil tersenyum santai.
Pada momen spesial di tahun politik ini, Haji Mumu tampil dengan sumringah dan penuh pujian untuk sang Walikota Helldy Agustian.
“Saya ingin mengapresiasi bapak walikota (Helldy Agustian). Luar biasa, kami bersyukur. Tampaknya hilal kemajuan bagi Kota Cilegon sudah mulai tampak. Saya lihat, efektif 1 tahun jadi walikota banyak capaian yang berhasil dikejar. Bahkan, dalam dua tahun prestasinya sangat banyak,” ungkap Haji Mumu dalam sambutannya.
Haji Mumu juga mengungkapkan kedekatannya dengan Helldy Agustian, yang selalu memberi masukan untuk perbaikan dan pembangunan Kota Cilegon.
“Saya tidak pernah segan-segan untuk WA (WhatApp) Pak walikota (Helldy Agustian) melaporkan jalan rusak. Kelihatannya, apa yang menjadi masalah di masyarakat sudah ada di pemikiran pak wali ini,” jelasnya.
Haji Mumu juga menjelaskan, bahwa Kota Cilegon yang dulu terkenal sebagai kota korupsi, namun kini berkat Helldy terkenal dengan prestasi.
Masih sama seperti beberapa tahun lalu, Haji Mumu saat ini pun masih tetap lantang menyebut sejumlah kasus korupsi yang pernah menjerat dua mantan Walikota Cilegon sebelumnya, seperti korupsi Transmart dan korupsi Pelabuhan Kubangsari.
“Kalau buka google itu pasti Cilegon terkenal soal korupsi, sekarang sudah berubah, jadi kesuksesan dan pretasi,” terangnya.
Dia berharap ada keinginan kuat untuk semua unsur mau bersama-sama memajukan dan mensejahterakan masyarakat Kota Cilegon.
“Pengangguran yang sebelumnya jadi problem, tahun 2022 ini angka pengangguran menurun sehingga sekarang diurutan ke-4 dari sebelumnya urutan ke-7. Kami berharap terus ada kekompakan terutama antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif,” harapnya.
Dengan sejumlah statementnya yang terkesan sangat politis, ternyata saat ditanya soal rencana maju kembali sebagai calon walikota di Pilkada 2024, Haji Mumu mengaku lebih memilih mendukung Helldy Agustian untuk melanjutkan kepemimpinan periode kedua.
“Enggak, saya fokus di pendidikan dulu dan saya tetap harus mengontrol Cilegon. Jika Pak Helldy (maju lagi) maka biarkan saja Pak Helldy Walikotanya (dua periode), saya fokus pendidikan saja,” tegas mantan politisi Partai Demokrat ini.
Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian menegaskan bahwa membangun Kota Cilegon harus dilakukan dengan niat yang tulus dan sungguh-sungguh.
“Semua tidak bisa dilakukan kecuali dengan niat. Jika tidak berniat maka tidak akan ada kemajuan untuk pembangunan Kota Cilegon,” ungkapnya. (*/Red)