Sekolah di Cilegon Jualan Buku dan LKS Dinilai Mencoreng Kebijakan Pendidikan Gratis Walikota Helldy Agustian

CILEGON – Mencuatnya keluhan wali murid tentang adanya praktik penjualan buku pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS), seperti yang terungkap di SMP Negeri 12 Cilegon, memancing reaksi negatif dari kalangan aktivis.

Diketahui, salah satu keberhasilan yang sering diucapkan Walikota Cilegon Helldy Agustian adalah selama kepemimpinannya telah menggratiskan LKS dan buku pelajaran pada sekolah negeri di Cilegon. Namun nampaknya hal itu belum semuanya berjalan baik.

Madrais, salah satu fungsionaris pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon, menyesalkan tentang masih adanya praktik jual beli LKS dan buku di sekolah tersebut.

Madrais berharap tidak ada lagi praktek pungli di sekolah dengan alasan apapun, karena hal tersebut mencoreng kebijakan pendidikan gratis di Kota Cilegon.

“Pihak sekolah seharusnya peka akan kondisi masyarakat, jangan memanfaatkan pendidikan untuk mengeruk keuntungannya sendiri,” ucap Madrais kepada Fakta Banten, Senin (2/9/2024).

Hal senada diungkapkan Adi Fitriadi, Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Kota Cilegon. PII menilai perlu ada tindakan yang keras dan tegas kepada Kepala Sekolah yang melakukan praktik jual beli buku.

“Apapun alasannya, kepala sekolah tersebut perlu ditindak, karena telah menambah beban kepada wali murid,” tegas Adi.

Diberitakan sebelumnya, SMPN 12 Cilegon melalui guru memerintahkan murid untuk membeli sejumlah buku paket pelajaran dan juga LKS, adapun harganya bervariasi mulai dari Rp 65.000 ke atas.

Untuk menyiasati agar penjualan tidak dilakukan di sekolah, guru mengarahkan murid-muridnya untuk membeli buku dan LKS tersebut hanya di satu tempat yakni toko fotocopy di depan SMP Tunas Bangsa di Link. Kubang Welingi, Purwakarta.

Berdasarkan penelusuran wartawan Fakta Banten ke lapangan, memang benar buku LKS tersebut dijual di salah satu toko fotocopy dan bekerjasama dengan pihak SMPN 12 Cilegon.

Sementara itu, ketika wartawan mencoba mendatangi SMPN 12 Kota Cilegon, Ibnu Sina selaku Kepala SMPN 12 Kota Cilegon nampak menolak diwawancari.

Ia mengatakan, terkait hal tersebut wartawan bisa langsung mendatangi Dinas Pendidikan Kota Cilegon.

“Sudah saya terangkan semua ke Dinas Pendidikan, sudah-sudah,” ujar Kepala SMPN 12 Cilegon singkat, Senin (2/9/2024).

Sebelumnya, Jumat (30/8/2024) pekan lalu, salah satu wali murid yang ditemui di tempat fotocopy tersebut kebetulan akan membeli LKS untuk anaknya.

“Ini saya juga nih pak, kurang satu lagi nih pak bukunya paketnya. Udah dua kali, nanti teh ini yang ketiga nunggu matematika terakhir, nggak ada,” ucapnya.

Lebih lanjut, wali murid tersebut juga mengatakan buku LKS yang dibeli di tempat tersebut adalah buku yang dipakai oleh guru anaknya untuk proses KBM.

“Kata anak saya juga mah emang bener bukunya itu ternyata dikasih tugasnya dinilai dari situ (buku). Misalkan noh contohnya anak saya dikasih soal sama gurunya soalnya disini, terus jawabannya juga suruh di bawahnya (halaman buku),” ungkap wali murid. (*/Ika)

 

Helldy AgustianJualan BukuSekolah Jualan LKSSMPN 12 Cilegon
Comments (0)
Add Comment