CILEGON – Fakta akan sering terjadinya kecelakaan lalu-lintas di Tanjakan Jalan Lingkar Selatan (JLS) tepatnya di Prapatan Lingkungan Lebak Kelapa, Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil, berimbas pada beredarnya mitos di tengah masyarakat Kota Cilegon akan angkernya lokasi tersebut.
Diketahui, belum sebulan ini sudah dua kali terjadi kecelakaan di tanjakan yang paling terjal di JLS tersebut. Banyak kendaraan yang tak kuat menanjak, seperti bus Kopaja yang membawa rombongan wisatawan yang hendak ke Anyer pada musim liburan lebaran beberapa pekan yang lalu.
Selain itu, tidak sedikit pula kecelakaan terjadi ketika kendaraan jalan menurun. Seperti yang terjadi pada Kamis (12/7/2018) kemarin, kecelakaan beruntun yang konon akibat truk tiba-tiba mengalami rem blong itu, bahkan mengakibatkan satu korban pengendara sepeda motor tewas di lokasi kejadian.
Meski zaman sudah sedemikian modern dengan segala kemajuannya, namun sisi misteri yang tak bisa dijangkau oleh panca indera manusia juga realitas yang juga tak bisa dipungkiri adanya.
Untuk mengungkap fakta tersebut, wartawan faktabanten.co.id menemui tetua Kampung Suryadi (82), untuk mengetahui historis yang menjadi misteri di lokasi tersebut, pada Jum’at (13/7/2018).
Menurut Ki Suryadi, dulu sebelum dibangun JLS terdapat sumur tua dan pohon-pohon besar tepat di lokasi tanjakan tersebut (sisi kiri JLS dari arah PCI).
“Saya datang karena punya isteri orang sini tahun 1970, Sumur Jumbleng (sangat dalam) itu masih ada. Katanya sumur itu sudah ada sejak zaman Belanda, ada pohon Asem, Tangkil, Aren yang besar-besar. Serem emang tempatnya,” ujar Ki Suryadi, saat ditemui di rumahnya.
Lebih lanjut, ia menceritakan hilangnya sumur dan pohon-pohon besar tersebut akibat pembangunan JLS yang dilakukan oleh Pemkot Cilegon.
“Dulu di Sumur Jumbleng itu orang dari mana-mana mandi disitu. Tapi tahun 2003-an tah ada areal JLS itu, sumurnya diurug pohonnya dirobohkan pake beko,” terangnya.
Sementara itu, Lurah Lebak Denok, Halil, ketika dimintai tanggapannya terkait fenomena ini. Meski percaya akan mitos angkernya tanjakan JLS ini, pihaknya tetap menghimbau masyarakat agar selalu berhati-hati berkendara di tanjakan dan Perempatan JLS di Lebak Kelapa.
“Kita percaya mitos itu, hal itu pasti ada, lah. Tapi pada intinya kita minta masyatakat agar hati-hati dan berdo’a sebelum bawa kendaraan. Apalagi secara logika, tanjakan itu ada prapatan yang ramai kendaraan dari dan ke Cilegon-Mancak. Kita juga (minta) Dishub Cilegon untuk menambah rambu-rambu,” himbaunya. (*/Ilung)