CILEGON – Kekosongan kursi Wakil Walikota Cilegon menjadi sorotan serius bagi para politisi di Kota Cilegon. Pasca ditahannya Walikota Cilegon non aktif Tb Iman Ariyadi terkait kasus suap perizinan Transmart, Wakil Walikota Edi Ariadi akan segera definitif menjadi Walikota Cilegon yang baru, hal ini tentu berimplikasi pada kosongnya kursi Wakil Walikota.
Partai-partai yang memiliki Wakil di DPRD Cilegon begitu bersemangat menginginkan kursi Wakil Walikota tersebut. Sejumlah nama dikabarkan sudah siap mengisi posisi eksekutif nomor dua di Kota Baja ini, diantaranya Reno Yanuar (Ketua DPC PDIP Cilegon), Fakih Usman (Ketua DPRD Cilegon), Ratu Ati Marliati (Kepala Bappeda Cilegon), dan juga Sahruji (Ketua Kadin Cilegon).
Menyikapi hal itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Cilegon, Rosyid Haerudin, menilai pentingnya seluruh Parpol Koalisi Pilkada 2015 pengusung Iman-Edi untuk duduk bareng dalam mengambil kesepakatan bersama dengan tetap menjaga etika politik.
“Kalau kita menjaga adat ketimuran, memang semua partai koalisi ini punya hak yang sama, tinggal bagaimana bangunan koalisi ini membicarakan seperti apa. Walaupun kalau kita beretika politik, karena yang meninggalkan kursinya adalah Partai Golkar, tidak ada salahnya juga jika diisi lagi oleh Golkar. Atau setidaknya ditawarkanlah ke Golkar,” ungkap pria yang akrab disapa Haji Rosyid ini kepada Fakta Banten, Selasa (9/10/2018).
“Ketika temen-temen di Golkar tidak ada, baru kita bicara yang lain. Tetapi walau bagaimanapun, semua partai politik, seluruh warga negara Indonesia punya hak atas kursi itu, melalui mekanisme yang diatur oleh Undang-undang,” tambahnya.
Haji Rosyid juga mengaku sangat menghargai jika nanti Eks Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi, mengusulkan nama untuk mengisi kursi Wakil Walikota tersebut.
“Saya rasa jangankan saran Pak Iman (walikota non aktif) yang sudah terbukti dengan segala kekurangan dan kelebihannya membangun Kota Cilegon ini, usulan dari berbagai komponen masyarakat pun kita perhatikan, dan jadi bahan masukan dan pertimbangan, dan dijadikan dasar untuk memutuskan dalam mengisi kekosongan kursi ini,” ungkap Haji Rosyid.
Sementara ketika disinggung sudah adanya politisi Parpol lain yang bermanuver menyatakan siap masuk bursa calon Wakil Walikota, Haji Rosyid menyatakan bahwa PAN juga akan mengusung kadernya, ketika partai koalisi sudah membahas mekanismenya.
“Kalau bicara PAN, kita juga punya kader yang akan kita kawal pada koalisi nanti. PAN pasti akan mengusulkan kadernya untuk mengisi kekosongan. Perkara nanti siapa yang diusung. Kita akan bicarakan dulu dalam rapat, ketika semuanya jelas. Tapi kan belum ada pembicaraan apa-apa,” jelasnya.
Politisi yang pada Pemilu 2019 ini maju sebagai Caleg DPR RI ini juga meyakini kesempatan untuk mengisi kursi wakil walikota tersebut masih terbuka luas bagi semua pihak. Meskipun secara khusus, Haji Rosyid juga mengapresiasi upaya Reno Yanuar yang sudah paling awal mendeklarasikan kesiapannya.
“Saya kira Pak Reno sudah membangun komunikasi dengan semua partai. Tapi kan semua partai belum memutuskan apa-apa. Dalam hal ini Pak Reno memiliki kesempatan yang luas dan besar, sama juga dengan kesempatan politisi dari partai pengusung lainnya,” tegas Haji Rosyid.
“Saya juga mengapresiasi kesiapan dan kesungguhan Pak Reno. Tapi kembali nanti pada mekanisme di koalisi seperti apa, mekanisme di DPRD seperti apa, dan kesepakatan yang terbangun di antara partai-partai seperti apa,” imbuhnya.
Terakhir, ketika ditanyakan kesiapannya jika nanti dipilih partainya untuk mengisi kursi Wakil Walikota, Haji Rosyid mengaku belum sempat memikirkannya.
“Saya sendiri hanya mempersiapkan diri untuk menjadi calon DPR RI. Itu aja,” pungkasnya. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2521136″]