CILEGON – Gabungan dari 13 organisasi yang tergabung dalam Front Geger Cilegon Banten, dalam aksinya membakar ban dan spanduk selamat datang direksi dan komisaris baru Krakatau Steel yang sempat terpasang di gerbang pabrik baja tersebut, Kamis (26/4/2018).
Hal tersebut dilakukan karena kekecewaan masyarakat Banten dari hasil RUPST Krakatau Steel, dimana Kementerian BUMN yang meniadakan SDM dari Banten di jajaran komisaris dan direksi pabrik baja plat merah itu.
“Ini kekecewaan kami terhadap manajemen Krakatau Steel, jadi ini memang bentuk kekesalan kami terhadap manajemen KS dari hasil RUPS kemarin. Kami akan terus melawan dan aksi, jika memang tuntutan kami tidak bisa diakomodir oleh manajemen Krakatau Steel,” ucap koordinator aksi, Mulyadi Sanusi, dalam orasinya.
Pembakaran spanduk tersebut juga sebagai bentuk protes dan warning kepada pemegang saham.
“Kalau hasil RUPST kemarin tidak dianulir, kami akan aksi terus dan terus lawan. Direksi dan komisaris harus ada yang duduk dari tokoh Banten, itu harga mati,” terangnya.
Selain itu, M Ibrohim Aswadi memaparkan, jika manajemen Krakatau Steel tidak bisa memenuhi tuntutan ini, Front Geger Cilegon Banten akan terus aksi dan melanjutkan aksinya ke Kementerian BUMN.
“Kita ingat dan kita sadari fase dari 1956 sampai 1976, kita tahu proses pengadaan lahan dan sebagainya, dan masyarakat Banten ikhlas. Bahkan banyak masyarakat Banten yang tidak dibayar hak-haknya sampai dengan saat ini,” ucap M Ibrohim Aswadi.
“Ini kaitan hak-hak kita sudah dikebiri, dan hari ini PT Krakatau Steel Group termasuk Menteri BUMN tidak lagi sensitif terhadap masyarakat Banten pada umumnya, mereka tidak percaya bahwa masyarakat Banten mampu untuk memimpin sekelas direktur utama dan komisaris utama kami siap. Tinggal permasalahannya dimana kita duduk dan cari solusi jangan sampai kami masyarakat terus aksi untuk melawan,” pungkas Ibrohim yang juga Politisi Partai Demokrat ini. (*/Asep-Tolet)