CILEGON – Sejarah berdirinya pabrik baja terbesar di Asia Tenggara di Kota Cilegon pada tahun 1962, dimana pabrik yang awalnya bernama Trikora ini namanya diubah pada tahun 1970 menjadi Krakatau Steel (KS), tidak terlepas dari peran para tokoh agama dan tokoh masyarakat Kota Cilegon kala itu yang turut memberikan dukungan.
Program negara untuk mendirikan perusahaan BUMN saat itu, didukung oleh masyarakat yang merelakan tanah dan rumahnya untuk dibangun pabrik baja, dan pabrik lainnya untuk mendukung keberlangsungan pabrik baja nasional.
Kali ini, dengan adanya isu penjualan anak perusahaan Krakatau Steel, yakni Krakatau Bandar Samudera (KBS) kepada PT Pelindo II, ternyata juga mendapat sorotan tajam dari tokoh agama di Kota Cilegon. Seperti yang diungkapkan oleh Penasehat MUI Kecamatan Ciwandan, KH Alwani, yang mengaku tidak menghendaki upaya atau rencana penjualan tersebut.
“Mudah-mudahan jangan sampai terjadi ya KBS dijual, KBS tetap dikelola saja oleh orang KBS agar bisa mensejahterakan karyawan, juga berpengaruh kepada lingkungan. Banyak lingkungan sekitar yang sudah terbantu oleh KBS. Kalau ada apa-apa di KBS ini persoalan itu bisa diatasi. Sehingga KBS bisa selamat, berkembang, bisa berjaya,” ujarnya kepada faktabanten.co.id, usai acara doa bersama dan khataman Al-Qur’an yang digelar Himpunan Karyawan KBS, Selasa (15/8/2018).
Bahkan KH Alwani mengungkapkan sejarah khusus bagaimana KBS berdiri di Kecamatan Ciwandan, di lokasi bekas Pondok Pesantren Al-Hasyimiyah, yang saat itu telah merelakan puluhan hektar lahannya untuk didirikannya pelabuhan untuk kebutuhan penunjang pabrik baja Krakatau Steel.
“Sejarah khusus disini ada pesantren besar. Dan tanah KBS dulunya milik pesantren Al-Hasyimiyah. Kyai merelakan ini dikelola oleh perusahaan, walau memang sudah dipindah, dengan ganti rugi,” ungkapnya.
KH Alwani juga menjelaskan histori eksistensi KBS yang diterima sejak awal berdiri, dan dinilai bermanfaat bagi masyarakat sekitar hingga saat ini.
Bahkan, pihaknya meminta secara tegas kepada Direksi PT KS agar tidak jadi menjual KBS, dan tetap menjadi aset penting bagi kelangsungan Industri baja.
“Kalau KBS dijual, kemungkinan ke masyarakatnya belum jelas. Jangan sampai dijual dan jadi milik pihak lain. Selama ini kegiatan keagamaan di KBS ini sangat bagus, dan melibatkan ulama di sekitar, kepedulian juga baik. Kalau dikelola pihak yang baru, kita belum tahu nanti seperti apa?” tegasnya.
Soal isu penjualan KBS dikarenakan perusahaan induk yakni Krakatau Steel harus memiliki laporan keuntungan pada 2018 ini, KH Alwani berharap ada langkah lain yang lebih produktif dilakukan Direksi PT KS ketimbang menjual aset strategis.
Pihaknya berharap agar PT KS bisa mengevaluasi kinerja perusahaannya untuk dikelola dengan baik.
“Ini mah tinggal evaluasi diri saja para pejabat KS. Siapa pun Direktur KS, kalau masih ada orang yang terdzholimi di KS ini, maka tetap akan jadi perusahaan yang rugi. Kecuali sudah diurus dengan cara-cara yang baik. Jadi mohon pertolongan Allah SWT. Mudah-mudahan orang-orang KS mendapat hidayah Allah, memimpin perusahaan dengan baik, KBS tidak jadi jual,” tandasnya.
Sementara Wakil Ketua MUI Kecamatan Ciwandan, Ustadz Haji Mas’ali, juga ikut mendoakan agar PT KBS kedepan diberikan kemudahan dan diangkat dari kesulitan.
“Solusi terbaik dari setiap masalah adalah doa dan dekat dengan Allah. Kami sangat mengapresiasi usaha, upaya Pak Dirut dan karyawan karena sudah melakukan usaha maksimal selama ini,” ujar Ustadz Mas’ali, dalam kesempatan yang sama.
Ustadz Mas’ali juga mengajak kepada para ulama dan seluruh masyarakat Ciwandan untuk mendukung langkah-langkah KBS untuk lebih maju dan berkembang kedepannya, salah satunya dengan menolak akuisisi oleh PT Pelindo II.
“Ini perusahaan yang terdekat, mau siapa lagi yang membela kalau bukan kita, salah satunya Majelis Ulama yang hadir saat ini memberikan dukungan,” tegasnya.
“Tapi kedepan diharapakan KBS juga harus lebih meningkatkan kepeduliannya, terutama kepada ummat Islam dan lingkungan sekitar,” imbuhnya. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2513964″]
Very nice article, exactly what I wanted to find.