Unjuk Rasa GABPKIN di PT Krakatau Osaka Steel Buntut Berebut Limbah Besi Scrap

CILEGON – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Gabungan Pengusaha Kontraktor Indonesia (GABPKIN) Kota Cilegon pada Rabu (25/1/2023), adalah menyangkut persoalan alokasi limbah besi scrap di PT Krakatau Osaka Steel (KOS) yang tidak didapatkan selama ini.

Aksi unjuk rasa tersebut mendapat tandingan dari gabungan LSM dan Ormas lainnya, yang mengklaim memiliki kontrak pembelian besi scrap terlebih dahulu di PT KOS.

Meski mendapat tandingan, aksi tetap berjalan dengan tertib lantaran pihak Kepolisian Resort Cilegon mengamankan jalannya aksi unjuk rasa tersebut.

Ketua DPD GABPKIN Kota Cilegon Enan mengatakan, saat ini pihak perusahaan sudah merespon apa yang dituntutkan pihaknya, meskipun sebelumnya surat mediasi yang dilayangkan tidak digubris pihak perusahaan.

“Alhamdulillah aksi kita berjalan dengan baik dan diterima pula dengan baik oleh PT Krakatau Osaka Steel hingga dibuatkan notulen. Kemungkinan kita akan tagih satu dua hari ke depan,” ujar Enan di Sekretariat GABPKIN.

Jika dalam waktu satu sampai dua hari ke depan tidak mendapat kabar seperti yang dituntutkan, maka pihaknya kembali akan melakukan unjuk rasa hingga tuntutan terpenuhi.

Selama ini lanjut Enan, pihaknya mengaku tidak pernah tahu soal penjualan besi scrap. Padahal menurutnya, pihak lingkungan wajib turut serta dalam pembelian scrap tersebut.

“Kita dari lingkungan sini Gabkin yang memfasilitasi tidak pernah tahu scrap itu kemana,” kata Enan.

Adapun tuntutan yang diinginkan adalah mengembalikan penjualan besi scrap untuk lingkungan Warnasari. Kemudian pelibatan ketenagakerjaan dari unsur pemuda termasuk tuntutan tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL).

Di tempat berbeda, Ketua Umum LSM Banten Monitoring Perindustrian dan Perdagangan (BMPP) Deni Juweni menjelaskan, bahwa komunikasi itu penting dilakukan antar sesama elemen masyarakat.

Diakuinya, sampai saat ini kontrak pembelian besi scrap di PT KOS masih berjalan dan berada di pihaknya.

Persoalan besi scrap di PT KOS diakui Juweni sudah terkoordinir oleh beberapa LSM dan Ormas dari dua Kecamatan, yakni Citangkil dan Grogol.

Dia juga mengaku selama ini berjalan kondusif, namun dia menduga ada kepentingan pembeli di balik aksi unjuk rasa tersebut.

“Kontrak masih di kita, dan teman-teman kita yang mengelola. Kalau begini kesannya mau menyerobot. Minta yang lain ya silahkan, jangan saya lagi makan terus di ambil. Makanya komunikasi itu penting,” ujar Juweni.

Kalaupun pihak GABPKIN meminta dimediasi dengan PT KOS oleh pihak Kepolisian lanjut Juweni, sah-sah saja lantaran PT KOS bukan miliknya.

Dia juga menegaskan, bahwa hasil yang didapat dari pembelian besi scrap di PT KOS tidak begitu besar. Namun lantaran adanya kesan penyerobotan, maka aksi tersebut mendapat aksi tandingan. (*/Wan)

AksiBesi ScrapKrakatau Osaka SteelLSMOrmas
Comments (0)
Add Comment