*) Oleh: Ali Fahmi
FAKTA BANTEN – Meski perayaan Tahun Baru Islam di Indonesia tidak semeriah ketika menyambut tahun baru masehi. Walau begitu, Islam selalu punya makna di balik setiap peristiwa yang layak dikaji serta bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Hijrah identik dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Rasulullah SAW pun pernah berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk mempertahankan dan menegakkan risalah Allah SWT. Ketika akidah dan syariah seorang mukmin terancam, saat itulah diperlukan hijrah.
Hijrah pun tidak semata berpindah tempat. Esensi hijrah sendiri adalah meninggalkan segala bentuk yang dilarang Allah SWT menuju sesuatu yang diperintahkan seperti syirik kepada tauhid, maksiat kepada taat, dan sebagainya. Hijrah seperti ini disebut sebagai hijrah maknawiyah yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam.
Hampir di seluruh Pulau Jawa, 1 Muharram disambut dengan antusias dengan berbagai akulturasi budaya. Seperti Kirab Muharram, Pawai Obor, Ceramah Agama dan lain sebagainya, yang umumnya dilakukan oleh warga kampung dan pondok pesantren.
Seperti di Kota Cilegon, terlihat pada malam pergantian Tahun Baru Islam ini warga begitu antusias dalam rangka merayakan setiap tahunnya. Warga bersama siswa Madrasah dan santri Pondok Pesantren berjalan berarak-arakan berbaris dengan membawa obor, lilin sambil bersholawat dan marhabanan diiringi dengan rebana.
Kirab Muharram dengan lantunan Marhaban yang merupakan identitas tersendiri bagi masyarakat Kota Cilegon ini sudah seharusnya ditangkap dan dilestarikan oleh Pemerintah Daerah Kota Cilegon, terutama Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) sebagai pemegang otoritas menjaga keragaman budaya. Karena beragam bentuk perayaan masyarakat menyambut Tahun Baru Islam ini positif untuk menyebarkan syiar di Cilegon sebagai Kota Santri.
Karena ini bagian dari kearifan budaya lokal yang mungkin selama tidak terperhatikan. Maka sudah semestinya Dispbudpar Kota Cilegon mengambil peran untuk menjadikannya sarana pendidikan moral yang baik bagi masyarakat. Dan kedepan diharapkan bisa memiliki peran andil untuk lebih mensupport masyarakat Cilegon secara lebih meluas. (*)
*) Ali Fahmi, Penulis adalah Pemerhati Budaya Cilegon