Ziarahi Makam Ki Arya Sintong, Helldy Siap Dukung Pengembangan Infrastruktur di Wisata Religi

 

CILEGON – Walikota Cilegon Helldy Agustian adalah sosok yang kerap ziarah ke makam para ulama, hal tersebut selalu ia sempatkan disela kesibukannya sebagai Walikota Cilegon.

Seperti pada hari Kamis (10/3/2022), Walikota Cilegon ini ziarah ke makam Ki Arya Sintok Cikerai sekaligus menghadiri pengajian umum dalam rangka Haul Akbar Ki Arya Sintok Cikerai.

Helldy mengapresiasi serta mendukung wisata religi yang ada di Kota Cilegon, terutama Makam Karomah Ki Arya Sintok.

Menurutnya, Cilegon merupakan kota pejuang, bukan hanya kota industri saja, termasuk salah satunya ada geger Cilegon.

Maka dari itu diperlukan dukungan penuh guna mengembangkan wisata religi yang ada di Kota Cilegon, terutama dalam hal infrastruktur.

“Hal ini juga harus ditunjang oleh nanti usulan dari Kelurahan, Kecamatan, tadi kami udah minta kepada panitia untuk membuat surat kepada Walikota agar supaya nanti didisposisi,” kata Helldy.

Helldy berharap hal tersebut dapat membuat kota Cilegon lebih maju lagi dalam bidang wisata religi, dan harapannya semoga nanti ada sedikit rezeki dari Pemerintah yang dapat mendukung penuh wisata religi di Kota Cilegon.

“Agar kemudian supaya nanti banyak orang dari luar Cilegon yang ziarah ke Cikerai, ke Makam Ki Arya Sintok, apabila wisata ini sudah berkembang baik dari segi Infrastruktur dan lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu ketua panitia acara tersebut sekaligus perwakilan KBC (Keluarga Besar Cikerai) Keturunan Ki Arya Sintok, Maftuhi, Ki Arya Sintok adalah Seorang Waliyullah yang menyebarkan agama Islam di Cilegon, khususnya di Cikerai sekitar abad ke-16 Masehi.

Ki Arya Sintok katanya adalah Waliyullah yang berasal dari Cirebon dan juga tanah Pasundan, kemudian datang ke Banten untuk menyiarkan Syariat Islam.

“Kita yang disini adalah termasuk anak cucunya, dan ada garis keturunan ke Ki Arya Sintok,” ucap Maftuhi.

“Untuk jelasnya, tanggal tahun wafat dan lahirnya sampai saat ini kita ingin mendapatkan data yang valid, karena memang belum ada, kita harus hati-hati, karena ketika mencatat sejarah kita tidak bisa asal bicara, harus melalui penelitian, namun insyaallah pada saatnya nanti kita akan mengetahuinya,” pungkasnya. (*/Hery)

 

Comments (0)
Add Comment