SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim berdialog bersama ribuan mahasiswa baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dalam Sidang Terbuka Senat Untirta dan Kegiatan Pengenalan Kampus, Pakupatan, Kota Serang pada Selasa (13/8/2019). Dalam dialog, Gubernur menyampaikan bahwa mahasiswa tidak hanya harus pintar, tapi juga mampu berinovasi dan terampil agar menjadi sumber daya manusia (SDM) siap pakai baik bergabung dalam industri maupun menciptakan industri sendiri.
Gubernur berdialog sambil duduk beralaskan karpet merah bersama seluruh mahasiswa baru dan jajaran civitas akademisi Untirta Serang. Beberapa mahasiswa berkesempatan menyanyakan sejumlah hal kepada Gubernur mulai dari persoalan pengangguran di Banten, pertanian, hingga peran pemerintah dalam memberikan peluang kerja di daerah berkembang seperti Banten.
“Bagaimana langkah pemerintah mengantisipasi lonjakan tingkat pengangguran khususnya dari lulusan-lulusan baru baik di tingkat SMK ataupun perguruan tinggi?,” tanya salah seorang mahasiswa.
Gubernur menjelaskan, Pemerintah Provinsi Banten selama ini terus menjalin hubungan industrial yang baik dengan para pengusaha besar dan menengah di Banten. Hubungan tersebut berupa kerjasama pemerintah dengan pihak industri dalam menyediakan SDM yang siap diterjunkan dalam dunia kerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
“Karena tidak jarang, sewaktu kuliah anaknya pintar tapi ketika terjun ke dunia kerja tidak berhasil. Bisa dipengaruhi berbagai faktor, tapi yang paling dominan karena jenis pekerjaan tidak sesuai dengan keahlian. Makanya kami coba fasilitasi agar di satu sisi kami berupaya tekan pengangguran, disisi lain kami ingin SDM yang direkrut bisa sukses dalam pekerjaannya,” tutur Gubernur.
Tinus Laboa, salah seorang mahasiswa asal Papua juga sempat diajak berdialog dengan Gubernur. Gubernur menanyakan alasannya memilih menempuh program keguruan dan ilmu pendidikan Untirta sebagai tempatnya menimba ilmu. Mahasiswa tersebut menyampaikan bahwa di daerahnya tidak ada satupun guru yang bisa mengajar sehingga anak-anak Papua sulit mendapatkan pendidikan. Oleh karenanya, ia bertekad kuat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi guru.
“Karena kalau bukan saya, tidak ada lagi yang menjadi guru di daerah kami,” tutur Tinus.
Gubernur merasa terkesan dengan tekad dan niat mahasiswa tersebut untuk menjadi guru. Gubernur berpesan, kelak ketika mahasiswa yang memilih prodi keguruan telah dinyatakan lulus, agar dapat menjadi guru yang pintar, inovatif dan adaptif. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi dan informasi yang kian pesat menuntut para pendidik mampu mengimbanginya dengan materi dan ara mengajar yang lebih mudah dipahami dan diimplementasikan secara praktek.
“Jangan kaku jadi guru, harus berinovasi. Karena zaman terus berkembang, kita juga harus berkembang. Sehingga, anak didik kita itu tidak tergerus oleh perkembangan dan mampu bersaing dengan yang lain,” tegasnya.
Selain itu, Gubernur juga memaparkan kepada mahasiswa bahwa Provinsi Banten saat ini terus melakukan pembangunan di berbagai bidang mulai dari kesehatan, pendidikan hingga infrastruktur. Jalan-jalan di provinsi Banten khususnya kewenangan provinsi yang semakin baik, pembangunan dan perbaikan jalur pariwisata terus digencarkan salah satunya jalan Citorek, Kabupaten Lebak menuju destinasi wisata Negeri Diatas Awan. Tak lupa revitalisasi Banten Lama yang akan terus dikembangkan untuk mewujudkan ibukota Provinsi Banten yang lebih beradab, berbudaya dan religius. (*/Red)