SERANG – Pengangkatan Ratu Syafitri Muhayati sebagai Pelaksana Tugas Inspektur Provinsi Banten pada 16 Oktober 2024 oleh Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, telah menciptakan gelombang kontroversi dan perhatian publik.
Kenaikan jabatan Ratu Syafitri yang sangat cepat, dari Golongan III/d menjadi dengan Golongan IV/a dalam waktu kurang dari setahun menuai kritik tajam dari berbagai kalangan.
Pada demo kali ini, para peserta membentangkan spanduk bertuliskan pesan-pesan keadilan dan transparansi yang bertuliskan “Bawang Merah Bawang Putih Buat Pejabat Cantik Yang Diprioritaskan Namun Terlihat Tidak Kompeten”.
“Kami ingin suara rakyat didengar! Kami ingin pemimpin yang benar-benar layak,” teriak seorang mahasiswa dengan semangat.
Korlap Aksi, Baehaki, dalam orasinya menekankan pentingnya integritas dalam pengangkatan pejabat publik.
“Kami bukan hanya menuntut keadilan untuk Ratu Syafitri, tetapi juga untuk semua pegawai negeri yang bekerja keras dan pantas mendapatkan penghargaan atas dedikasi mereka,” ujarnya dengan suara bergetar.
Selain peninjauan kembali pengangkatan, para demonstran juga menuntut keterbukaan dalam proses seleksi pejabat publik.
Mereka menginginkan agar setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah tidak hanya berdasarkan kedekatan, tetapi juga berdasarkan kompetensi dan kualifikasi yang jelas.
Mahasiswa Banten berharap agar aksi ini dapat membawa perubahan positif. Mereka ingin pemerintah daerah lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.
“Kita semua berhak mendapatkan pemimpin yang transparan dan bertanggung jawab. Ini adalah suara hati kami,” seru salah satu mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam aksi. (*/Red)