SERANG – Inspeksi mendadak (Sidak) kembali dilakukan oleh Komisi V DPRD Banten. Kali ini Sidak dilakukan dalam rangka meninjau langsung situasi di lokasi karantina tenaga medis dan paramedis yang bekerja di RSUD Banten yang menangani pasien virus corona atau Covid-19, di Pendopo lama gubernur Banten, Jalan Brigjen KH Samun, Kota Serang. Rabu, (1/4/2020) malam.
Sidak yang diwakili Wakil Ketua Komisi V DPRD Banten, Fitron Nur Ikhsan salah satunya bertujuan untuk mencatat perkembangan yang terjadi di lokasi tersebut, guna meninventarisir hal-hal yang dipandang perlu untuk diperbaiki.
“Kondisinya sudah cukup manusiawi, hanya saja mereka inikan garda penyelamat dalam rentang waktu yang cukup panjang, prediksinya tiga bulan. Mereka harus dijamin segala hal yang terkait kenyamanan, terkait dengan makan dan minum,” ujar Fitron Nur Ikhsan kepada wartawan saat ditemui di lokasi.
Ia menjelaskan, ada beberapa catatan dan usulan yang harus dia sampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banten dan Direktur Rumah Sakit untuk menjamin kebutuhan dan kelayakan yang diperoleh tenaga medis dan paramedis yang sedang di karantina.
Menurutnya, selain ketersediaan logistik yang perlu dijamin, yang meski diperbaiki adalah fasilitas tidurnya.
“Setelah dari sini saya akan komunikasi dengan Kadinkes dan Direktur RSUD Banten, ada hal-hal yang meski diperbaiki dan kami berpesan kepada Dinkes dan pihak rumah sakit kalau bisa ditingkatkan fasilitas tidurnya,” jelas Fitron.
Pasalnya tutur Fitron, fasilitas tidurnya masih kurang dari standar protokol Covid-19. Hal itu bentuk kekhawatiran bilamana ada diantara mereka yang terpapar virus corona.
“Jadi menurut saya yang perlu diperbaiki tempat tidur. Jadi tempat tidur itu mereka berkerumun, seandainya satu diantara mereka ada yang terpapar bisa kena semuanya itu,” katanya
“Saya rasa, mumpung ini belum terjadi, dan masih aman, kami berharap Pemprov ini, untuk tempat tidur, saya rasa mereka harus standar protokol Covid-19,” tambah Fitron.
Ia merasa, jarak tempat tidur tenaga medis dan para medis yang sedang dikarantina harus diperbaiki. Jangan sampai tempat tidurnya berdempetan.
“Saya rasa kalau tempat ini tidak memungkinkan untuk menampung semua, kita kan bisa koordinasi, menambah atau menawarkan lah kepada hotel paket isolasi. Saya melihat tidurnya bagus, cuma untuk standar Covid saya rasa meski diperbaiki,” terangnya.
Dilain hal, Fitron mengaku bahwa mereka curhat kepadanya, namun ia sampaikan bahwa pasca pandemi Covid-19 itu untuk tidak terlalu khawatir. Karena baginya, mereka bukan hanya mempertaruhkan waktu dan keluarga, tapi nyawa menjadi taruhan. Sehingga tugas-tugasnya sangat rentan.
“Jadi hal-hal yang nanti merupakan kebijakan pengurangan, kebijakan efisiensi, jangan sampai mereka dipotong tunjangannya, bahkan kalau bisa mereka ditambahkan, untuk mereka yang ada di sini hampir 90 orang lebihkan,” jelasnya.
“Lalu terkait juga dengan masa depan mereka bekerja di sini, kalau bisa disematkan tanda jasa, semoga mereka para garda penyelamat ini mendapatkan hak istimewa untuk bisa diberi jaminan masa depan,” imbuhnya mengakhiri. (*/red)