SERANG – Mahasiswa soroti pendidikan Kota Serang yang dinilai masih tertinggal meskipun menjadi ibu kota Provinsi Banten.
Sekretaris Wilayah Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Banten, Rizky Arifianto mengatakan pendidikan Kota Serang masih banyak PR yang harus diselesaikan.
Pihaknya menyoroti terkait masih banyaknya sarana prasarana sekolah rusak yang berada di Kota Serang hampir 95 persen.
Ia menyebut banyaknya sekolah rusak di Kota Serang tersebut tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kota Serang.
“Di Kota Serang sendiri masih banyak PR pemerintah dalam soal pendidikan. Seperti sarana prasarana sekolah yang hampir 95 persen rusak. Kita seperti tinggal di pedalaman padahal kan ini ibu kota provinsi. Sekolah-sekolah rusak tersebut tersebar di enam kecamatan. Namun yang terbanyak berada di Kecamatan Kasemen, Walantaka, Curug, dan Kecamatan Serang,” kata Rizky kepada Fakta Banten, Selasa, (16/5/2023).
Selain itu, Rizky juga menjelaskan bahwa banyak kepala sekolah di Kota Serang tidak mengetahui tentang UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berkaitan dengan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
“Kurangnya pengetahuan kepala sekolah dan jajarannya tentang UU Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik diduga membuat banyak oknum-oknum yang mencoba meminta keterbukaan terkait dana BOS ke sekolah-sekolah di Kota Serang,” katanya.
Akibat kurangnya edukasi tersebut, lanjut Rizky, banyak sekolah-sekolah yang khawatir dan memberikan uang kepada kelompok atau individu yang meminta data keterbukaan informasi tentang dana BOS.
“Kami sudah bersilaturahmi dan beraudiensi dengan Walikota Serang beberapa hari lalu. Walikota langsung meminta kami untuk beraudiensi dengan kepala Dinas Pendidikan langsung, terkait soal permasalahan pendidikan di Kota Serang yang kami sampaikan,” jelas Rizky.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Tubagus Suherma mengatakan bahwa Kota Serang saat ini tengah mengusulkan 300 rehabilitasi ruang kelas, khususnya tingkat sekolah dasar dengan kategori rusak berat.
Suherman mengatakan, sekolah yang mengalami kerusakan di Kota Serang mencapai 583 unit dan membutuhkan rehabilitasi. Namun, baru sekitar 300 ruang kelas dengan kategori rusak berat yang diusulkan, dan rencananya akan direalisasikan pada tahun 2024.
“Kondisi rehab berat secara keseluruhan ada 269 se Kota Serang. Untuk rehab ada 583 ruang kelas, rehab ringan sekitar 25 ruang kelas. Tahun ini sekitar 300 usulan rehab, tapi nanti realisasinya disesuaikan dengan anggaran. Ada rehab ringan, sedang dan berat. Pembangunannya dilakukan tahun 2024,” ujar Suherman.
Dari total kerusakan sekolah tersebut, rata-rata kategori rusak berat didominasi oleh tingkat sekolah dasar (SD). Sementara tingkat PAUD dan sekolah menengah pertama (SMP) tidak sebanyak SD yang tersebar di enam kecamatan Kota Serang.
Dari enam kecamatan tersebut, terbanyak ada di Kecamatan Cipocok Jaya yang mencapai sekitar 77 unit ruang kelas.
“Sedang kami usulkan, diantaranya unit sekolah baru di Cipocok Jaya. Kemudian rehabilitasi ruang kelas, berdasarkan data, untuk ruang guru di Kecamatan Cipocok Jaya sebanyak 25 ruangan, untuk ruang kelas 77. Kecamatan Serang sebanyak 63, taktakan 40, curug 39, kasemen 42, walantaka 39,” jelas Suherman.
Sementara itu anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang Muhtar Effendi mempertanyakan kinerja Dindikbud Kota Serang selama ini yang terkesan membiarkan kondisi sekolah rusak.
“Kerja dinas (Dindikbud) ngapain saja, sampai angkanya sebesar itu. Tentu ini harus ditindaklanjuti dan selesaikan,” tuturnya. (*/Fachrul)