SERANG – Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten akan diselenggarakan pada November 2024 mendatang. Banyak tokoh yang menyatakan siap mengikuti kontestasi politik itu.
Tokoh-tokoh itu di antaranya adik ipar mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yakni Airin Rachmi Diany, kemudian Rano Karno yang dikenal luas sebagai pemeran “Si Doel Anak Sekolahan” dan para mantan kepala daerah di Banten.
Dari sekian banyak tokoh populer di Provinsi Banten, ada satu politisi pendatang baru yang juga akan mewarnai perhelatan Pilgub Banten 2024. Adalah Andra Soni yang kini menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Banten.
Andra yang juga merupakan Ketua DPRD Provinsi Banten ini diberi mandat oleh partainya untuk manggung di Pilgub Banten. Meski sebagai pendatang baru, Andra memiliki tiket sekaligus kans di antara kebanyakan kandidat yang lain.
Berdasarkan hasil Pemilu 2024, Partai Gerindra memperoleh 14 kursi di DPRD Provinsi Banten. Hanya butuh 6 kursi lagi bagi Andra untuk bisa mencalonkan dirinya di Pilgub Banten 2024.
Menurutnya, kader Partai Gerindra patut diperhitungkan di Pilkada 2024 ini. Bahkan ia menyebut, bila namanya masuk bursa survei.
“Harus kita ke depankan, kabarkan kepada masyarakat, bahwa kader Partai Gerindra adalah kader yang mumpuni, kader yang pantas untuk memimpin Provinsi Banten,” katanya, Sabtu, (25/5/2024).
Terlebih, kini Ketumnya Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Komunikolog Politik dan Hukum Nasional Tamil Selvan bahkan menyebut, Prabowo bakal menurunkan kader potensialnya untuk maju di Pilgub Banten 2024.
Ia menilai, Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Banten Andra Soni punya peluang besar dimajukan Prabowo di Pilgub Banten.
“Peluangnya cukup bagus, karena Gerindra unggul di Banten. Kalau soal acceptability dari masyarakat, itu tentu bisa ditingkatkan seiring berjalannya waktu,” kata Tamil, pada Rabu, (15/5/2025) lalu.
Untuk pendatang baru di kontestasi Pilgub Banten kata dia, elektabilitas Andra Soni cukup baik. Di samping itu, Andra juga banyak didukung dari berbagai elemen masyarakat. Mulai dari kader, pimpinan partai politik, tokoh masyarakat, hingga kaum milenial.
Seputar Andra Soni
Dikutip dari website DPRD Banten, Andra memiliki perjalanan hidup yang teramat berat. Ia lahir di Payakumbuh 12 Agustus 1976 pada keluarga kurang beruntung secara ekonomi. Orangtuanya seorang petani desa dengan penghasilan yang hanya cukup untuk membeli makan keluarga.
Pada suatu waktu, uang yang dihasilkan orangtua dari bertani tak lagi mencukupi keluarga. Sehingga, orangtua Andra memutuskan merantau ke Pekanbaru, Provinsi Riau menjadi seorang kuli bangunan. Andra yang saat itu masih berusia balita ikut dibawa.
Karena penghasilan kuli bangunan tak juga cukup menghidupi keluarga, orangtua Andra memutuskan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia menjadi buruh tani di kebun sawit.
Keputusan ini teramat berisiko diambil, karena orangtua Andra berangkat secara ilegal dan harus secara diam-diam berangkat.
Perjalanan ke Negeri Jiran pun ditempuh dengan menyeberangi Selat Malaka.
Sebuah perjalanan yang dikenang Andra sebagai pengalaman antara hidup dan mati. Di Malaysia, meski berstatus ilegal pemerintah setempat tetap memberikan kesempatan kepada anak TKI untuk mengenyam pendidikan.
Andra termasuk salah satu yang masuk ke sekolah setara Sekolah Dasar (SD). Setelah tamat SD, Andra tak bisa melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) akibat terbentur kelengkapan dokumen.
Andra kemudian pulang ke Indonesia untuk ikut bersama kakaknya di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Tinggal bersama kakaknya membuat Andra berani masuk ke salah satu SMP. Andra yang memang keturunan keluarga tak berada menjalani masa sekolah secara pas-pasan.
Ongkos dan uang jajan seadanya. Bahkan, saking pas-pasannya, suatu waktu Andra pernah kehabisan ongkos dan terpaksa menginap di kediaman sejawatnya akibat tak bisa pulang.
“Fase saya sekolah saya tinggal bersama kakak saya, tapi saya enggak sekolah di Ciledug saya sekolah di Jakarta, berarti dari Ciledug berangkatnya,” katanya.
Meski pedih, anak kelima dari enam bersaudara ini mengaku beruntung karena kejadian itu titik awal terjadi perubahan besar dalam hidupnya. Akibat sering kehabisan ongkos dan sering menginap, pemilik rumah menawarkan Andra untuk menetap.
“Penyebab saya enggak bisa pulang itu kehabisan ongkos, ditawarin nginep. Namanya ditawarin nginep mau. Kamarnya ada, kasurnya, sarapannya,” ujarnya.
Pemilik rumah adalah Raden Muhidin Wiranata Kusuma, putra dari Raden Aria Adipati Wiranata Kusuma, Menteri Dalam Negeri Indonesia pertama.
“Itu bapak angkat saya. Dia yang melanjutkan saya sekolah sampai saya lulus SMA,” katanya.
Lulus SMA tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, biaya lagi-lagi menjadi penghambatnya. Namun Andra tak menyerah. Dia memutuskan bekerja pada perusahaan di Jakarta.
Gaji yang diterimanya dikumpulkan dan akhirnya bisa mendaftar kuliah di STIE Bakti Pembangunan program Diploma III.
“Saya bayar sambil nyicil,” ucapnya.
Usahanya membiayai kuliah dengan bekerja tak berjalan mulus. Proyek yang digarap perusahaan tempatnya bekerja harus terhenti akibat krisis moneter.
Dalam perjalanannya, Andra berpikir mengembangkan usaha sendiri. Andra kemudian pindah ke perusahaan lain. Tugasnya sebagai pengantar surat.
“Di situ saya bekerja lagi, saya dapat uang lagi. Tapi saya pindah kelas malam,” ucapnya.
Kesibukannya sebagai tukang antar surat, membuat Andra tak bisa full mengerjakan tugas kuliah. Bahkan ada mata kuliah yang tidak lulus sampai tiga kali.
“Mata kuliah itu keahlian saya, manajemen pemasaran,” ujarnya.
Sementara itu, di tempat bekerjanya karier Andra terus meningkat sampai pada posisi manajer. Di tengah perjalannya, Andra berpikir membangun perusahaan sendiri.
Bermodalkan nekat niat itu diwujudkan dengan membangun perusahaan ekspedisi. Perlahan tapi pasti, jerih payah Andra membuahkan hasil. Perusahaan yang dibangunnya telah memiliki perwakilan di sejumlah negara.
Dengan kondisi ekonomi yang dirasa cukup, pada Pemilu 2014 Andra memutuskan terjun ke dunia politik menjadi calon anggota legislatif dari Partai Gerindra.
Dalam pertarungan itu, Andra berhasil lolos dengan perolehan suara yang cukup memuaskan. Di tengah perjalanannya sebagai wakil rakyat, Partai Gerindra mengangkat sebagai Sekretaris DPD Gerindra Banten mendampingi Desmond J Mahesa.
Berharap mengulang kesuksesan, Andra kembali maju di Pemilu 2019 melalui partai yang sama. keberuntungan kembali berpihak padanya sehingga ia terpilih kembali.
Dengan berbagai pertimbangan, partai tempatnya bernaung kemudian merekomendasikan menjadi Ketua DPRD Provinsi Banten.
Menghadapi Pemilu 2024, Andra juga diberi mandat sebagai Koordinator Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran Provinsi Banten, untuk mengawal kemenangan di Pilpres 2024.
Hasilnya, Andra sukses membawa kemenangan di Provinsi Banten, sekaligus mengantarkan Prabowo-Gibran menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029.
Tak hanya sukses membawa kemenangan bagi Prabowo-Gibran, Andra juga berhasil mempertahankan kursi DPRD-nya. Ia kembali menang di Pileg DPRD Banten 2024 untuk yang ketiga kalinya. (*/Faqih)