Angka Kemiskinan Naik, Pemprov Banten Sebut Penyebabnya Covid-19

SERANG – Dari 12,6 juta penduduk di Banten, sebanyak 641.420 warga tergolong hidup di bawah garis kemiskinan. Demikian terungkap saat Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten merilis angka kemisikinan di Provinsi Banten.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan Maret 2020, angka kemiskinan di Banten naik menjadi sebesar 5,92 persen.

Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy menyebut jika tingginya angka kemiskinan di Banten tidak terlepas dari masuknya penyebaran pandemi Covid-19 ke Indonesia, yang kemudian merebak ke berbagai penjuru daerah, termasuk Banten.

“Inikan dampak dari kondisi ekonomi dalam konteks Covid-19. Menurut kami tidak hanya di Provinsi Banten tapi daerah-daerah lain bahkan dunia,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan usai Rapat Paripurna di Sekretariat DPRD Banten, Kota Serang, Kamis (16/7/2020).

Pemprov Banten mengaku tengah berupaya untuk pemulihan ekonomi di Banten. Namun, saat wabah Covid-19 menyerang, Pemprov lebih mengutamakan keselamatan warga terlebih dahulu, guna menekan angka penyebarannya.

“Kita menggalang koordinasi dengan pemerintah pusat untuk bagaimana pemerintah daerah se-Provinsi Banten dapat memberikan koordinasi ekonomi bagi masyarakat yang terdampak,” kata Andika.

Sebelumnya diketahui, penyaluran JPS atau jaring pengaman sosial di Banten berupa bantuan di masa Covid-19 belum sepenuhnya tersalurkan.

Terlebi Andika mengungkapkan, dampak naiknya angka kemiskinan di Banten akibat dari menculnya PHK di mana-mama.

“Dampak dari kondisi ekonomi sekarang ini bisa kita lihat gelombang PHK. PHK akan menghasilkan orang yang tidak bekerja, dan ini berdampak pada kemiskinan,” ungkapnya. (*/JL)

Comments (0)
Add Comment