SERANG – Gerakan Diskusi Literasi Demokrasi (Gerakan SAKA) kembali menggelar diskusi terbuka, Minggu, (16/3/2025).
Diskusi ini menyikapi kondisi pembangunan infrastruktur di Provinsi Banten yang dinilai masih jauh dari harapan.
Menurut Ahmad Ru’yat Koordinator Gerakan SAKA, akibat pembangunan infrastruktur yang tidak merata dan masih banyak yang rusak membuat investor enggan untuk berinvestasi di Banten.
Ru’yat berpendapat bahwa kesiapan infrastruktur adalah kunci utama agar Banten bisa menarik investor dari berbagai sektor.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah daerah.
“Kita bicara tentang Banten, persoalannya bukan hanya infrastruktur yang timpang, tapi juga bagaimana ekonomi dan pembangunan itu sendiri tidak dirasakan merata oleh masyarakat di kabupaten/kota,” ujarnya.
Ru’yat juga mengungkapkan bahwa istilah ‘Banten Gelap Gulita’ yang selama ini digaungkan oleh mahasiswa muncul karena masyarakat masih banyak yang terjebak dalam edukasi politik yang sempit.
Masyarakat sering dibenturkan pada kepentingan politik yang sempit sehingga membuat semua pihak abai terhadap persoalan pemerataan pembangunan infrastruktur disetiap daerah.
“Kenapa Banten disebut gelap gulita? Karena masyarakatnya dididik hanya untuk kepentingan politik praktis. Tidak diajak memahami persoalan daerah yang lebih substansial,” tegasnya.
Selain itu, sikap pemerintah daerah yang seolah-olah “merem” terhadap investasi juga menjadi penghambat kemajuan Banten. Ru’yat menilai, pemerintah tidak cukup proaktif menciptakan iklim investasi yang sehat, sementara masyarakat justru dininabobokan dalam kenyamanan semu.
“Kita ingin pemerintah daerah lebih welcome terhadap investasi. Karena, bagaimanapun, investasi adalah motor penggerak pembangunan. Tanpa itu, Banten akan terus berada dalam situasi yang disebut mahasiswa sebagai gelap gulita,” tutupnya. (*/Ika)