TANGERANG – Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Benjamin Paulus Octavianus, menyoroti masih banyaknya kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia yang belum terdeteksi.
Menurutnya, meski capaian nasional sudah meningkat, diperkirakan masih ada ratusan ribu warga yang belum menjalani pengobatan.
“Diperkirakan ada satu juta sembilan puluh ribu orang dengan TBC di Indonesia. Yang sudah diobati baru 700 ribu, masih ada sekitar 390 ribu orang sakit TBC yang belum terdeteksi. Mereka ini tetap beraktivitas, datang ke mall, ke manapun, dan bisa menularkan ke orang lain,” ujar Benjamin saat meninjau layanan TB di Puskesmas Cibodasari, Kota Tangerang, Selasa (11/11/2025).
Ia menjelaskan, Provinsi Banten saat ini menjadi daerah dengan capaian deteksi TB tertinggi secara nasional, mencapai 93 persen. Tak hanya itu, tingkat pemberian terapi pencegahan pada keluarga pasien juga tertinggi di Indonesia, yaitu 52 persen.
“Kami ke sini karena ingin belajar dari Banten. Kok bisa capaian penemuan kasus dan terapi pencegahan di sini tertinggi se-Indonesia? Ini bisa jadi model untuk diterapkan secara nasional,” ucapnya.
Benjamin menambahkan, penanggulangan TB menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pemerintah menargetkan penemuan kasus mencapai 100 persen agar rantai penularan bisa benar-benar diputus.
“Kalau notifikasinya sudah 100 persen, berarti semua kasus sudah ditemukan dan diobati. Kalau sudah begitu, sama seperti Covid-19 dulu, kalau kasusnya habis, ya kita enggak ketularan lagi,” tuturnya.
Selain menyoroti capaian Banten, Benjamin juga menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksa kesehatan.
Menurutnya, masih banyak warga yang baru datang ke fasilitas kesehatan setelah sakit parah.
“Orang Indonesia umumnya baru berobat kalau sudah sakit. Padahal, kalau mau sehat di usia produktif, harusnya ada pemeriksaan kesehatan rutin minimal setahun sekali. Pemerintah sekarang sedang menyiapkan program cek kesehatan gratis agar masyarakat bisa deteksi dini penyakit seperti diabetes, darah tinggi, atau jantung,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dr. Ati Pramudji Hastuti, menjelaskan bahwa keberhasilan Banten tak lepas dari program Desa Siaga TBC dan layanan jemput bola di tingkat kelurahan.
“Kami melibatkan tim percepatan penanggulangan TBC hingga tingkat desa. Masyarakat juga bisa melakukan screening mandiri lewat aplikasi. Kalau ditemukan gejala, langsung diarahkan ke Puskesmas untuk pemeriksaan,” tutur Ati menambahkan.***