SERANG – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut resmi ditutup pada Jumat (20/9/2024) malam, di Stadion Utama Sumatera Utara. Kontingen Provinsi Banten berhasil menyabet 22 medali emas 24 perak dan 33 perunggu pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Dengan perolehan itu, Provinsi Banten berhasil masuk peringkat 10 besar.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten Ahmad Syaukani mengatakan, Pemprov Banten sangat bersyukur atas perolehan yang membanggakan.
Ini semua tidak terlepas dari kerja keras semua pihak, dari mulai atlet, pelatih dan official.
“Sehingga perolehan medali kali ini meningkat jauh dari sebelumnya,,” ujarnya.
Dengan semangat para atlet yang luar biasa itu, Syaukani optimis di PON selanjutnya, Provinsi Banten mampu meningkatkan prestasi yang lebih baik lagi, dan tentu Pemprov Banten akan mendukung itu.
“Kita giatkan lagi. Kita yakin bisa,” ujarnya.
Dikatakan Syaukani, jumlah perolehan emas Provinsi Banten sama dengan Provinsi Lampung. Hanya saja perolehan perak kita lebih banyak, sehingga lebih unggul.
Tidak sampai di situ, pihaknya juga melakukan protes atas dianulirnya satu medali emas yang diperoleh dari Binaraga. Dan, setelah ada protes dan dipertimbangkan oleh panitia besar PON, akhirnya emas itu kembali masuk perhitungan.
“Protes kita diterima tadi malem,” ujarnya.
Protes itu secara resmi diterima melalui Surat Panitia Besar PON XXI tahun 2024 Nomor 1493/sekr-PB. PON XXI/IX/2024 tentang Pengembalian medali emas binaraga atas nama T. Rahmat Widjaya.
“Dalam surat itu, di poin 4 menjelaskan bahwa mengembalikan pencantuman raihan 1 emas binaraga pada kelas +85kg atas nama atlet T. Rahmat Widjaya agar dicantumkan dalam peringkat perolehan medali emas Provinsi Banten,” jelasnya.
Menurut Syaukani, Pemprov Banten saat ini sedang mempersiapkan sarana dan prasarana termasuk penyiapan SDM-nya, untuk menjadi tuan rumah pada pelaksanaan PON 2032 nanti bersama Provinsi Lampung.
“Kita masih ada waktu 8 tahun lagi,” pungkasnya.
Ketua KONI Provinsi Banten Edi Ariadi menambahkan, ia merasa bersyukur atas perolehan medali di PON Aceh-Sumut ini.
Pasalnya, Banten mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya Banten masuk 10 besar di PON.
“Alhamdulillah ikhtiar usaha kita tidak sia-sia, hasilnya sangat luar biasa. Akhirnya Banten masuk 10 besar sesuai target yang kita inginkan,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya kini berusaha untuk memberikan bonus yang terbaik.
“Sebagai bentuk apresiasi tentunya harus memberikan bonus untuk para atlet peraih medali,” pungkas Edi Ariadi.
“Terimakasih untuk semua produk pihak yang telah bekerja keras, baik atlet, pelatih, manager maupun pengurus KONI Banten, sehingga hasilnya memuaskan,” ucap Edi.
Atas raihan tersebut, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Banten, Rian Nopandra, mengapresiasi para atlet, pelatih, Pengprov Cabang Olahraga (Cabor), Dispora Provinsi Banten dan KONI Banten.
“Pencapaian ini sangat luar biasa. Ini sejarah, untuk pertama kalinya Banten Masuk 10 besar di PON. Oleh karena itu, kami PWI Banten sangat mengapresiasi,” pujinya.
Pria yang akrab disapa Opan ini menambahkan, ini menjadi sinyal bagus untuk Banten.
Pasalnya, tahun 2032 Banten (dan Lampung-red) menjadi tuan rumah PON.
“PON kali ini masuk 10 besar, insyaallah semoga di PON NTT-NTB 2028 Banten masuk 5 besar dan pada waktu menjadi tuan rumah Banten masuk 3 besar,” harapnya. (*/Red)