SERANG – Pabrik masker untuk memproduksi masker surgical N95 respitor dan Respokare mask pertama di Indonesia secara resmi di buka di Kawasan Modern Cikande, Serang, Banten.
Peresmian pabrik idsMES yang menelan biaya investasi mencapai Rp30 miliar itu pun dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kementrian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia pada Senin (10/10/2022).
Diakui Lucia Rizka, bahwa produksi masker yang dilakukan di ids MED sudah memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dari Kementerian Perindustrian mencapai 60,16 persen dan sudah mengantongi sertifikat ISO 13485:2016 dari TYV Nord.
“Proses produksinya sudah hampir 100 persen bahan bakunya dari dalam negeri. Meski belum 100 persen. Karena masih ada beberapa bahan yang masih di import. Tapi nanti lambat laun kita akan memulai mensubstitusi kalau sudah produk bahan bakunya sudah standar,” kata Lucia kepada awak media usai meninjau langsung proses produksi masker di idsMED.
Menurutnya, keberadaan idsMED sebagai produsen masker berstandar internasional sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan di bidang alat kesehatan.
Termasuk menunjukan bahwa Indonesia pun mampu memproduksi alat-alat kesehatan yang berkualitas eksport.
“Tadi kami sudah melihat penjaminan mutunya sudah bagus. Jadi nanti selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga untuk eksport karena kualitasnya sudah standar internasional memenuhi ISO 13485:2016,” ungkapnya.
Lucia Rizka pun mengaku, meski keberadaan pabrik masker sudah ada di beberapa wilayah di Indonesia, namun penggunaan Anti-Viral atau Respokare pada masker baru pertama diproduksi di idsMED.
“Ada juga di tempat lain produksi masker berstandar Internasional, tapi yang punya anti-virus di dalam maksernya baru di idsMED ini. Jadi satu kelebihan tentunya,” kata Lucia.
Sementara itu, Managing Director & SVP idsMED Indonesia, Ramli Laukaban mengatakan, keberadaan idsMED merupakan bentuk respon positif dari perintah Presiden Jokowi agar Indonesia turut memproduksi masker surgical N95 respitor dengan mengoptimalkan bahan baku lokal.
“Kita ada 2 jenis masker yang diproduksi, surgical N95 respitor dan Respokare. Untuk (masker) N95 kita bisa produksi sampai 9 juta pcs per tahun, dan kalau ditambah masker Respokare itu bisa sampai 20 juta pcs per tahun,” kata Ramli.
Dijelaskan Ramli, bahwa keunggulan masker yang diproduksi pihaknya dibanding masker lain lantaran terdapat Anti-Viral di dalamnya yang bukan hanya sebagai filtrasi namun juga bisa membunuh patogen bakteri atau virus yang menempel dalam masker.
“Masker ini dilapisi asam sitrat yang berfungsi menghancurkan si patogen, lalu lapisan keduanya ada Anti-Viral, disitulah patogen akan dinon-aktifkan sehingga kalau masker dipegang pun sudah tidak akan menyebar dan berkembang biak lagi, dan dilapisan warna biru atau logam itu untuk membunuh si patogen itu,” ungkapnya. (*/YS)