Pemilihan Rektor Untirta, Pegiat Media Ingatkan Calon Terpilih Tak Bermasalah Hukum dan Moralitas

 

CILEGON – Pegiat media di Provinsi Banten, Ahmad Fauzi Chan, turut menyikapi perhelatan pemilihan Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) masa jabatan 2023-2027.

Jurnalis yang juga pemimpin media online Fakta Banten ini mengingatkan agar proses pemilihan Rektor Untirta kali ini bisa memberikan contoh positif bagi demokrasi.

Terutama karena dilaksanakan di tahun politik jelang Pemilu 2024, pemilihan Rektor Untirta harus bisa memberikan sumbangsih pelajaran politik yang baik kepada publik.

“Catatan saya di beberapa kampus yang lain itu dalam pemilihan Rektor masih ada kesan terjadinya maladministrasi, bahkan juga praktik politik uang, ini jangan sampai terjadi di Untirta,” ujarnya dalam diskusi bulanan konstituen Dewan Pers Banten, Selasa (16/5/2023).

Pria yang akrab disapa Kang Ichan ini menilai bahwa lembaga pendidikan merupakan lembaga etik, sehingga harus dipimpin oleh figur yang ideal dari sisi akademis maupun moralitas.

Bahkan dalam prosesnya, pemilihan rektor Untirta ini jangan sampai diciderai dengan mencuatnya masalah pelanggaran etika dan moral oleh para calon maupun Senat.

“Lembaga pendidikan ini harus mencontohkan yang positif, bahwa bagaimana demokrasi di dalam lembaga pendidikan ini berlangsung kondusif, tidak ada aturan yang dilanggar, bahkan menyeleksi ketat kandidat agar tidak ada yang bermasalah secara etik maupun moralitas, agar tidak lagi berdampak pada aksi-aksi perpecahan di internal kampus,” jelas Kang ichan.

Kang Ichan yang juga menjabat Sekretaris Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Banten ini mengharapkan, kompetisi politik di internal kampus merupakan ajang dialog dan evaluasi bersama untuk perbaikan dunia pendidikan.

“Saya tidak mengharapkan pemilihan yang saling menjatuhkan. Tetapi yang diharapkan, terjadi tokoh bertemu untuk saling bersepakat, itu suatu hal yang bagus. Jangan sampai konflik dipelihara di internal kampus. Kalau konflik kampus terjadi, publik beranggapan dunia pendidikan saja isinya konflik, jadi wajar saja jika di luar itu konflik semua,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Firdaus selaku Ketua Umum SMSI mengemukakan bahwa, calon Rektor Untirta masa jabatan 2023-2027 haruslah sosok yang bersih dan memiliki standar moralitas yang tinggi.

Tokoh Pers Banten ini menambahkan bahwa calon rektor Untirta adalah sosok yang tidak memiliki track record negatif seperti terlibat dugaan tindak pidana, pencabulan, plagiarisme, penggelapan kendaraan, apalagi korupsi.

“Karena nantinya jika calon-calon tersebut terpilih, Senatlah yang harus bertanggungjawab, karena kita sepakat bahwa kampus ini adalah lembaga etik,” ujar Firdaus.

Menurutnya, hal yang paling krusial adalah calon Rektor Untirta ke depan nantinya tidak memiliki potensi untuk digugat oleh publik secara etik, karena profilnya yang tersangkut masalah hukum.

“Apalagi kalau sampai setelah terpilih, kasusnya berlanjut diperiksa oleh lembaga penegak hukum. Lebih baik mundur dari sekarang, jika ada sosok yang bermasalah secara etik,” tegas Firdaus.

Sebelumnya, Senat Untirta resmi menetapkan dan mengumumkan 6 calon Rektor masa jabatan tahun 2023-2027 pada Rapat Senat yang diselenggarakan pada Jum’at (5/5/2023) di Ruang Multimedia, Gedung Rektorat Kampus Untirta Sindangsari.

Enam Bakal Calon Rektor Untirta yang dinyatakan memenuhi persyaratan untuk melangkah ke tahap selanjutnya, di antaranya yakni Dr. Suherna, Dr. Ir. Suherma, Dr. Aceng Hasani, Prof. Dr. Ir. Fatah Sulaiman, Prof. Dr. Ir. Kartina, dan Prof. Dr. Ahmad Sihabudin. (*/Nas)

Kang IchanPemilihan RektorUntirta
Comments (0)
Add Comment